Tingkatkan Nilai Ekonomi Kotoran Kambing Jadi Pupuk Organik

Limbah kotoran ternak dapat menimbulkan polusi udara, mengurangi estetika keindahan, hingga masalah kesehatan bagi lingkungan sekitar. Namun apabila dikelola dengan baik maka meningkatkan nilai ekonomi, memberikan manfaat, dan menghilangkan sumber penyakit. Pengolahan limbah ternak menjadi isu hangat sebab bertambahnya jumlah penduduk kian hari dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan udara dan air yang bebas kontaminasi limbah. 

Hal itu disampaikan oleh Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Dr. Ita Wahju Nursita ketika memberikan penyuluhan pengolahan limbah ternak, Minggu (13/11/2022). Pasalnya dia bersama dosen Fapet UB lainnya seperti  Nur Cholis, M.Sc, Dr. Dyah Lestari Yulianti, Hanief Eko Sulistyo, MP.,  Prof. M. Junus, dan Dr. Hary Nugroho melakukan pengabdian kepada masyarakat kepada kelompok ternak Desa Bangelan yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Pada pelaksanaannya mereka melibatkan mahasiswa program sarjana peternakan yang terdiri dari Ilham Hibatullah Adicandra, Rizanis Rizki Ausa, Hardianti Damanik, dan Rafli Firmansyah.

Dr. Ita mengatakan mayoritas penduduk Desa Bangelan bermatapencaharian sebagai petani kopi, disamping itu hampir setiap rumah mempunyai ternak kambing Ettawa. Berdasarkan penuturan Dadang (ketua kelompok ternak kambing setempat) selama ini belum ada perlakuan teknologi khusus yang ditambahkan pada limbah kotoran kambing. Hanya dilakukan pengumpulan dari kandang para peternak kambing kemudian dijual kepada konsumen dalam kantong-kantong. 

“Peternak sangat ingin mendapatkan bimbingan dari pihak akademisi perguruan tinggi untuk pengenalan teknologi pengolahan kotoran kambing agar menghasilkan pupuk berkualitas.” ujar Ita 

Dia memaparkan teknologi yang tersedia antara lain pengomposan dengan penambahan dekomposer cepat maupun pengayaan unsur hara dengan sumber hara lain atau bahan organik kaya protein lainnya, serta bakteri penambat nitrogen ataupun fosfat. Teknologi kompos merupakan daur ulang limbah ternak (recycle and reuse) yang secara hirarki teknologi pengelolaan limbah, kedudukannya adalah lebih tinggi daripada teknologi pemanfaatannya sebagai sumber gas metan (CH4). Sedangkan teknologi kompos tidak menghasilkan limbah lagi yang harus dikelola. Semakin tinggi tingkatan hirarki suatu teknologi pengelolaan limbah maka akan makin ramah terhadap lingkungan.

“Melalui program ini diharapkan anggota kelompok ternak Desa Bangelan dapat mengaplikasikan teknologi tersebut dalam penanganan limbah kotoran kambingnya. Sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan menambah pendapatan mereka.” pungkasnya (dta)