Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) dan FMIPA Jurusan Kimia Universitas Brawijaya (UB) berkolaborasi menciptakan karya tulis dengan menerapkan nilai-nilai Al-Quran. Melalui ajang Lomba Karya Tulis Al-Quran (LKTA) bertajuk Maqalah Madimun Al-Quran (MamaQ) mengantarkan mereka meraih juara II. Tim tersebut terdiri dari M. Euro Anwarudin (Fapet-2015), Apri Dwi Megawati (Kimia-2014), dan Florida Marcheluna (Fapet-2014).
MamaQ merupakan kegiatan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Al-Quran Study Club (ASC) Negeri Malang (UM), 16-18/9/2016 dengan mengusung tema “Membangun Negeri Berbasis Nilai-Nilai Qur’ani”. Delegasi UB tersebut berangkat dengan mengangkat judul “ELIM SAI : Pemanfaatan Ekstrak Kloroform Limbah Padat Serai Wangi (Cymbopogon Nardus) Implementasi Surat Al Mukminum Ayat 21 dan Al Hadist untuk Mencegah Penyakit Mastitis pada Sapi Perah dan Memajukan Peternakan Indonesia”.
Berdasarkan terjemahan Surat Al Mukminum Ayat 21 yang berbunyi “Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak adalah sesuatu yang patut kamu ambil ibarat; Kami beri minum kamu daripada apa yang keluar dari dalam perutnya dan ada pula yang manfaatnya banyak sekali untuk kamu, daripadanya pula kamu semua makan”, mereka menyimpulkan bahwa hewan ternak yang menghasilkan susu dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai konsumsi maupun obat. Sementara itu mereka juga menyadur Al Hadist yang membahas tentang pentingnya minum susu.
Menurut pengamatan mahasiswa Fapet, produksi susu di Indonesia belakangan ini mengalami penurunan akibat penyakit radang ambing atau mastitis pada sapi perah. Sedangkan jumlah konsumen meningkat sehingga produsen susu mengalami kesulitan memenuhi permintaan pasar. Berbekal ilmu pengetahuan yang telah didapat selama di bangku perkuliahan, kolaborasi mahasiswa science tersebut menciptakan obat pencegah mastitis yaitu elim sai. Produk tersebut memanfaatkan limbah serai wangi yang diolah sedemikian rupa dengan pelarut kloroform hingga menghasilkan cairan antiseptik minyak atsiri.
Florida mengatakan bahwa limbah serai wangi sangat melimpah di Indonesia dan cara mendapatkannya pun mudah. Sementara itu penggunaan pelarut kloroform dalam pembuatan ekstrak serai wangi cenderung lebih efektif dibandingkan dengan pelarut hexan dan methanol. Hal tersebut dapat dilihat dari penghambatan yang tinggi terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococus aureus, dan Salmonella typhi.
“Alhamdulillah, kami tidak menyangka akan mendapat juara kedua, karena pemahaman kami mengenai hadist dan Al Quran kurang mendalam.” Jelasnya (dta)