Fapet Journal

Portal the most complete Animal Science Journals produced by Lecturers in the Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

Tracer Study

The results of the tracer study to improve the quality of the internal and external fapet UB. We absolutely guarantee the confidentiality of the information provided.

Download Form

Collection of Faculty of Animal Husbandry Forms.

Penerbit

Penerbit Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Admin SIMITA

Information System for Specialization and Final Project.

Complaint

Complaints that are submitted will be conveyed to related work units through the leadership of Universitas Brawijaya. All complaints will be managed by PIDK (Information, Documentation and Complaints Center).

Repository

A collection of journal manuscripts for undergraduate students of Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

PKKMABA

Information Portal for Introduction to Campus Life.

Fapet UB Slides

PowerPoint templatesto boost your presentations

Kuesioner Tracer Study Bagi Stakeholders

Survey ini digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja lulusan serta wujud nyata untuk meningkatkan mutu lulusan.

Laporan Tracer Study

Tracer Study laporan dari tahun 2016, 2017 dan 2018

Informasi Seminar Hasil

Informasi Seminar Hasil terbaru mahasiswa program Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

SATGAS PMK FAPET DAN FKH UB SIAP TURUNKAN RELAWAN MAHASISWA TANGANI PMK di MALANG RAYA

SATGAS PMK FAPET DAN FKH UB SIAP TURUNKAN RELAWAN MAHASISWA TANGANI PMK di MALANG RAYA

Rabu, 8 Juni 2022
Oleh : Humas FapetUB

Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di Malang Raya mengalami peningkatan. Hal itu ditunjukkan dengan kenaikan angka kematian pada pedet (anakan sapi), penyusutan bobot badan, hingga penurunan produksi susu yang sangat drastis di sentra-sentra produksi susu di Malang Raya

Menyikapi kondisi itu Tim Satgas PMK Uiversitas Brawijaya (UB) akan menerjunkan relawan mahasiswa untuk edukasi PMK ke peternak di Malang Raya. Tim satgas merupakan kolaborasi antara Fakultas Peternakan (FAPET) dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) sebagai Ketua PIC drh. Widi Nugroho, Ph.D dengan anggota Dr. Kuswati, Dr. Tri Eko Susilorini, Dr. Mashudi, drh. Viski Fitri Hendrawan, M. Vet, dan drh. Sruti Listra Andrenalin.

Tim relawan akan dikirim ke titik-titik lokasi yang terdampak PMK. Dipaparkan drh. Widi Nugroho bahwa tingkat kerugian akibat PMK karena penurunan produksi susu hingga tidak keluar susu, penurunan bobot badan, kematian pedet dapat mencapai 50%, kemajiran, kerugian pemberian pakan  akibat tingginya S/C, mastitis. Total kerugian dapat mencapai 5,48 juta per ekor induk laktasi. Selanjutnya dikatakan bahwa pencegahan dapat dilakukan dengan mengkunci peternakan, semua orang dilarang masuk kecuali peternak dengan kewajiban mencuci tangan, menggunakan baju kandang, sepatu boot khusus kandang, pakan hijauan dilayukan, air minum direbus/dari sumur yang aman/dari PDAM serta tamu/jagal/teman/tetangga di larang masuk.

“Saat ini kondisi peternakan kita sedang tidak baik-baik saja, oleh karenanya sebagai akademisi peternakan dan kesehatan hewan kami akan berpartisipasi menanggulangi pencegahan penyebaran PMK melalui edukasi pada peternak.” ujar Dr. Kuswati.

“Langkah awal yang dilakukan tim ialah mengumpulkan data dan informasi di daerah terdampak PMK. Kemudian membuka pendaftaran relawan mahasiswa dari Fapet dan FKH UB untuk memberikan edukasi, pendampingan dan sosialisasi penyebaran PMK kepada peternak.” lanjutnya

Sementara itu, dosen ahli perah Dr. Tri Eko mengatakan pada sapi laktasi produksi susu tidak keluar selama dua bulan terakhir. Kondisi itu dapat menimbulkan peradangan pada ambing yang disebut mastitis.

Relawan terdaftar berjumlah 80 mahasiswa, yang akan diterjunkan ke beberapa wilayah, seperti Jabung, Batu, dan Ngantang. Mereka hanya akan mengedukasi peternak mengenai pencegahan penularan PMK tanpa mengunjungi kandang secara langsung.

Sebelum memulai aksinya, relawan dibekali materi pencegahan PMK oleh drh. Widi, Selasa (7/6/2022). Menurut beliau pencegahan penyebaran dilakukan dengan penerapan biosekuriti. Diantaranya membersihkan kandang, tempat pakan minum, dan pembatasan lalu lintas kandang.

Artinya hanya petugas dan yang berkepentingan saja bisa mengunjungi kandang. Sebelum memasuki kandang diwajibkan mencuci tangan dan kaki, serta menggunakan baju dan sepatu boot khusus. Sedangkan untuk ternak diberikan pakan dan minum yang bersih dan higienis, pakan hijauan yang dilayukan, dan vitamin.

“Lalu bagi ternak yang terjangkit disediakan ruangan isolasi yang dilengkapi dengan tempat perendaman kaki atau penyemprotan.” kata Widi (dta)

 

 

 

 

 

 

 

Posted in Berita