Rektor Universitas Brawijaya (UB) melalui surat edaran nomor 1711/UN10/TU/2022 memutuskan perkuliahan semester genap TA.2021-2022 dilakukan secara tatap muka atau luring. Akan tetapi mengingat lonjakan kasus Covid-19 dan penetapan PPKM di Kota Malang, maka proses belajar mengajar (PBM) luring hanya berkapasitas 25% dari jumlah mahasiswa tiap kelas dengan durasi maksimal 60 menit. Sementara mahasiswa yang hadir telah menerima dua kali vaksin.
Pelaksanaan perkuliahan semester genap dimulai, Senin (7/2/2022) namun masih dilakukan secara daring. Sebab diperlukan pengkajian perkuliahan daring oleh masing-masing dosen pengampu. Serta sosialisasi tata perkuliahan hybrid, yakni dosen mengajar di kelas akan tetapi kehadiran mahasiswa kombinasi daring dan luring. PBM hybrid diagendakan pada minggu kedua, yaitu 14 Februari 2022.
Mengikuti surat edaran tersebut, pembelajaran di Fakultas Peternakan (Fapet) UB pun dilakukan secara daring pada minggu pertama. Hal itu dimanfaatkan oleh para dosen untuk memantabkan penggunaan alat-alat pendukung hybrid, yangmana membutuhkan adaptasi tata cara penggunaannya.
Prof. Suyadi selaku dekan, mengatakan Fapet UB telah mempersiapkan protokol kesehatan agar mahasiswa dapat kembali belajar kampus tanpa risau. Mulai dari scan barcode pedulilindingi yang telah dipasang tiap gedung, tempat cuci tangan sebelum masuk gedung, jendela berventilasi tiap kelas, dan pengukur suhu otomatis.
“Disamping itu kami juga menyediakan 21 kelas dilengkapi dengan kamera yang dilengkapi dengan fitur sensor tangan. Sehingga kamera akan mengikuti dan mampu berputar 270 derajat ketika dilambaikan tangan. Hal itu membuat suasana kelas seperti luring secara keseluruhan.” Suyadi
“Tim satgas Fapet juga telah terbentuk jadi seandainya ada yang terpapar atau memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19, maka jangan segan menghubungi satgas.” lanjutnya (dta)