Kelompok peternak ayam di Turen mengembangkan persilangan ayam kampung jantan dan ayam petelur coklat yang menghasilkan ayam jowo super (joper). Ayam ini dapat dijadikan sebagai tujuan produksi daging dan telur. Namun pada kelompok ternak di Turen hanya dimanfaatkan sebagai ayam pedaging saja dan telah memiliki pasar yang menjanjikan.
Mengetahui hal itu Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) melakukan sosialisasi mengenai good management farming practices, Minggu (20/11/2022). Mereka terdiri dari Dr. Dyah Lestari Yulianti, Heni Setyo Prayogi, M.Asc., Adelina Ari Hamiyanti, MP., Faizal Andri, M.Pt., dan Danung Nur Adli, .M.Sc.
Dyah mengatakan ayam joper memiliki masa panen yang lebih cepat dibandingkan dengan ayam kampung biasa. Terhitung mulai dari DOC hingga masa siap panen hanya membutuhkan waktu sekitar 60 hari dengan bobot 0,8 – 1 kg. Bahkan, ada beberapa peternak yang berhasil memanen ayam joper dengan waktu kurang dari 60 hari. Pada umumnya, saat ayam joper berusia sekitar 50—55 hari sudah memiliki bobot minimal 8 ons dan telah siap untuk dipanen terutama pada ayam joper jantan.
Daya tahan tubuh ayam joper relatif tinggi terhadap penyakit dan mampu beradaptasi dengan baik. Sehingga pemeliharaannya relatif mudah, termasuk untuk pakan dan kandang. Dari segi cita rasa, daging ayam joper lebih padat walaupun masa pertumbuhannya lebih cepat.
“Kunci good management farming practices ada di dua minggu awal pemeliharaan yang meliputi brooding, pakan, dan manajemen.” jelas Diah
Brooding adalah masa anak ayam membutuhkan penghangat buatan hingga mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain heater (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, litter, pencahayaan, suhu dan kelembaban sirkulasi udara, dan kepadatan brooding.
“Masa brooding merupakan salah satu periode kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase brooding ini akan diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan peternak untuk memperoleh keuntungan yang optimal.” imbuh Heni
Kemudian tim juga menghibahkan feed additive produksi Dosen Fapet UB yang diberi nama UB Feed. Danung menjelaskan, pada saat kondisi cuaca yang tidak stabil penyakit akan rawan muncul, maka perlu ditambahkan aditif alami seperti jahe, kunyit, dan meniran untuk menjaga daya tahan tubuh. Additive berbahan alami ini tidak akan menimbulkan residu pada daging ayam apabila dikonsumsi manusia. (dta)