Dr.Ir.Edhy Sudjarwo,MS dosen Fakultas Peternakan UB spesialis unggas
70 tahun kemerdekaan Indonesia masih diwarnai serba-serbi lonjakan harga bahan pangan di pasaran. Setelah diributkan dengan kenaikan dan kelangkaan daging sapi beberapa pekan lalu, sekarang masyarakat diresahkan naiknya harga daging ayam. Hampir setiap keluarga mengkonsumsi olahan produk peternakan yang satu ini sebagai hidangan pokok maupun camilan.
Beberapa berita menyebutkan mahalnya daging ayam ini disebabkan imbas dari harga daging sapi yang mahal dan langka. Namun Dr.Ir.Edhy Sudjarwo,MS dosen Fakultas Peternakan UB spesialis unggas, menjelaskan bahwa industri perunggasan sejak akhir tahun lalu sudah merasakan supply – demand yang tidak seimbang.
Ketidakseimbangan ini disebabkan perusahan besar yang mengimpor Great Grand Parents Stock (GGPS) atau bibit unggul untuk dipersilangkan dengan galur dan menghasilkan Grand Parents Stock (GPS) atau keturunan unggul pertama. Perkembangan hasil persilangan tersebut sangat pesat, sehingga terjadi over produksi pada Day Old Chick (DOC) atau bibit ayam.
“Seharusnya jumlah permintaan DOC, minimal harus sama dengan jumlah produksi.” Jelas Edhy yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Dekan III FKH-UB.
Jumlah DOC yang membludak menyebabkan beban pengusaha meningkat dalam hal pemeliharaan dan perawatan. Untuk mengatasi hal tersebut pengusaha besar mengembangkan peternakan rakyat dengan sistem kemitraan yang disebut plasma. Over produksi pada DOC ini menyebabkan harga ayam di pasaran turun sehingga plasma mengalami collapse. Pada saat peternak collapse maka akan menyebabkan kekurangan pasokan dan produksi daging menurun sehingga harga daging melonjak.
Menurut Prof.Dr.Sc.Agr.Ir.Suyadi,MS selaku akademisi peternakan yang juga pernah beternak unggas pada tahun ‘90an menyarankan untuk menata ulang kebijakan dalam hal penertiban jumlah induk GPS yang disesuaikan kebutuhan, skala usaha di masyarakat, serta proteksi harga pakan dan sarana peternakan. Harga pakan yang mahal disebabkan peternak masih impor, apalagi dikala nilai rupiah yang kian merosot dikurs dollar. Padahal pada bidang peternakan unggas, 70% biaya opersional digunakan untuk biaya pakan. Koordinasi antara DISPET, Perusahaan Pakan Ternak, dan Perguruan Tinggi untuk membahas hal tersebut perlu diagendakan, sehingga peternak tidak dipusingkan oleh harga pakan dan masyarakat kembali bisa menikmati daging ayam dengan harga yang terjangkau. (dta)
Berita Lainnya
![Pj Bupati Magetan Terima KKN 1140 Mahasiswa dari 3 Universitas](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2024/07/Penerimaan-KKNT-Oleh-Pj-Bupati-Magetan-2024-1-276x170.jpg)
![Pelepasan 568 Mahasiswa FAPET Universitas Brawijaya KKN di Kabupaten Magetan oleh Rektor](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2024/07/pelepasan-kkn-2024-2-276x170.jpg)
![Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Finalisasi Dokumen Penting untuk Akreditasi AQAS](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2024/06/rapat-finalisasi-AQAS-1-276x170.jpg)
![Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Majukan Budidaya Ayam Petelur dengan AI Bersama PT. Charoen Pokphand Indonesia](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2024/06/Rapat-Koordinasi-Teaching-Farm-dan-FAPET-UB-2-276x170.jpg)
Pengumuman
![Pengumuman Pembaruan Data Penerima KIP Kuliah Merdeka On Going Tahun 2024](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/no-image.jpg)
![Sosialisasi Bantuan Program Pembelajaran Kredensial Mikro Semester Ganjil 2024/2025](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2024/06/WhatsApp-Image-2024-06-25-at-14.46.23-276x170.jpeg)
![Jadwal Pembekalan KKN Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Tahun 2024](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/no-image.jpg)
![Undangan Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Merdeka Tahun 2021](https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/no-image.jpg)