Fapet Journal

Portal the most complete Animal Science Journals produced by Lecturers in the Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

Tracer Study

The results of the tracer study to improve the quality of the internal and external fapet UB. We absolutely guarantee the confidentiality of the information provided.

Download Form

Collection of Faculty of Animal Husbandry Forms.

Penerbit

Penerbit Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Admin SIMITA

Information System for Specialization and Final Project.

Complaint

Complaints that are submitted will be conveyed to related work units through the leadership of Universitas Brawijaya. All complaints will be managed by PIDK (Information, Documentation and Complaints Center).

Repository

A collection of journal manuscripts for undergraduate students of Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

PKKMABA

Information Portal for Introduction to Campus Life.

Fapet UB Slides

PowerPoint templatesto boost your presentations

Kuesioner Tracer Study Bagi Stakeholders

Survey ini digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja lulusan serta wujud nyata untuk meningkatkan mutu lulusan.

Laporan Tracer Study

Tracer Study laporan dari tahun 2016, 2017 dan 2018

Informasi Seminar Hasil

Informasi Seminar Hasil terbaru mahasiswa program Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

SELAMAT HARI SUSU NUSANTARA “Segelas Susu Untuk Indonesia Lebih Maju”

Senin, 1 Juni 2015
Oleh : Admin Fapet

fotoku
Salam Cinta Dari Ujung Kandang,
Hidup Mahasiswa Peternakan Indonesia!!!
Senin (1/6) merupakan moment besar bagi insan peternakan Indonesia, pasalnya hari ini adalah momentual peringatan Hari Susu Nusantara. Dimana sebagai bentuk refleksi kita (insan peternakan) bahwa selama ingin memajukan bangsa Indonesia maka membutuhkan susu untuk mencerdaskan kehidupan rakyatnya.
Konsumsi susu masyarakat Indonesia saat ini hanya 8 liter/kapita/tahun termasuk produk olahan yang mengandung susu. Dibandingkan negara-negara berkembang lainnya (Thailand dan Malaysia) yang menghabiskan 30 liter/kapita/tahun, kondisi persusuan Indonesia masih jauh dari harapan insan peternakan Indonesia.
Kondisi produksi susu segar di Indonesia (91%) dihasilkan oleh usaha peternak susu lokal dengan skala usaha 1-3 ekor sapi perah per peternak. Akan tetapi usaha ini kurang ekonomis karena keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan susu hanya cukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan hidup. Dari sisi permintaan, peternak susu lokal masih belum bisa mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Saat ini produksi lokal baru bisa memasok tidak lebih dari 30% dari permintaan, sisanya 70% berasal dari impor.
Selain itu peternak juga menghadapi permasalahan seperti rendahnya kemampuan budidaya khususnya menyangkut kesehatan ternak dan mutu bibit, serta pemasaran produk. Pemasaran susu dari peternak lokal dengan keberadaan Inpres No 4/1998 mengakibatkan posisi industri pengolahan susu menjadi jauh lebih kuat dibandingkan peternak, karena industri pengolahan susu mempunyai pilihan untuk memenuhi bahan baku yang dibutuhkan yaitu susu segar dari dalam negeri maupun dari impor. Hal ini menyebabkan relatif rendahnya harga susu segar yang diterima oleh perternak dalam negeri.
Masalah penting lainnya, mengenai perkoperasian susu dimana proses pembentukan koperasi bersifat top-down dan intervensi pemerintah relatif besar dalam mengatur organisasi. Pembentukan anggota koperasi bukanlah atas dasar akumulasi modal anggota tetapi bersifat pemberian kredit ternak sapi dalam rangka kemitraan dengan bantuan modal dari pemerintah. Status anggota koperasi hanya berfungsi pada saat menjual susu segar dan pembayaran iuran wajib dan iuran pokok. Koperasi sebagai lembaga ekonomi dalam menjalankan manajemen tanpa pengawasan yang ketat oleh anggota, justru sebaliknya koperasi cenderung berkuasa mengatur anggota.
Inilah beberapa permasalahan persusuan di Indonesia. Agar pangsa pasar susu yang dihasilkan peternak lokal dapat ditingkatkan maka masalah-masalah tersebut perlu ditanggulangi. Dengan meningkatkan produksi dan konsumsi susu nasional maka akan meningkatan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Melalui moment 01 Juni 2015 merupakan langkah awal memperbaiki kondisi persusuan Indonesia dengan melakukan kegiatan aksi, kampanye gizi, seminar nasional, audiensi, bakti sosial, pengabdian, dan sebagainya. (Tri/dt0)

Posted in Berita