Rendahnya produksi daging sapi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan produktivitas populasi ternak lokal yang lambat. Sehingga pemerintah menaikkan nilai impor karena peternak belum mampu mencukupi swasembada daging.
Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Prof.Dr.Ir. Trinil Susilawati.,MS.,IPU.,ASEAN Eng, salah satu upaya meningkatkan produktivitas dan mutu genetik ternak adalah dengan melakukan Inseminasi Buatan (IB).
IB atau disebut juga kawin suntik merupakan teknik memasukkan sperma (semen) ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan alat khusus yang disebut Insemination gun. Namun untuk mengoptimalkan hasilnya semen yang digunakan berasal dari ternak jantan unggul dan melalui proses uji kualitas.
Penerapan teknologi IB dapat mengkombinasikan penggunaan semen sexing beku double dosis atau dua straw dalam satu kali proses. Maka dengan jumlah spermatozoa yang banyak diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan kebuntingan.
Disamping itu reproduksi ternak sapi betina adalah penentu keberhasilan kebuntingan baik hasil intensifikasi kawin alami maupun IB. Oleh karenanya mahasiswa Program Pascasarjana dan Dosen Fapet UB yang tergabung dalam tim pusat studi ternak pedaging melakukan pengabdian masyarakat (pengmas) di Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung – Kabupaten Malang, Jumat (30/10/2020).
Pada kesempatan itu mereka bersama Drh. Wawandari (Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari) melakukan pemeriksaan gangguan reproduksi pada sapi menggunakan Ultra Sono Grafi. Selanjutnya pengecekan kebuntingan hasil IB menggunakan double dosis yang telah dilakukan dua bulan lalu.
Kegiatan tersebut merupakan serangkaian kegiatan pembentukan program klaster sapi potong di Kabupaten Malang yang digagas tim pusat studi ternak pedaging UB, Bank Indonesia (BI) Cabang Malang serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang.
Bertujuan untuk mewujudkan swasembada daging nasional dengan menguatkan pembibitan sapi potong lokal. Sehingga dapat meningkatkan populasi sapi potong dan menekan jumlah impor daging sapi maupun produk olahannya. (nien/dta)