Pendampingan Inovasi Pengolahan Produk Pangan dari Tanaman Kelor

Daun kelor dengan nama latin Moringa Oleifera telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mencegah kanker dan menjaga tekanan darah. Sebab mengandung  vitamin C sebesar 15 mg setara tujuh kali lipat daripada buah jeruk, kadar kalium yang mencapai 1500 mg atau 15 kali lipat dari buah pisang. Kandungan nutrisi lainnya adalah vitamin A, B2, B6, zat besi, kalsium, magnesium, asam amino esensial, dan antioksidan.

Dosen ahli hijauan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Dr. Ir. Hermanto,M.P. mengatakan nutrisi dalam daun kelor memiliki khasiat yang beragam bagi tubuh. Diantaranya melancarkan produksi ASI, memperkuat daya tahan tubuh,  menjaga kesehatan kulit, mengatasi anemia, mengontrol kadar gula darah, menjaga kesehatan jantung, menghambat pertumbuhan sel kanker, serta  mencegah stunting pada balita.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam penyuluhan dan pendampingan inovasi pengolahan produk pangan kepada masyarakat di kelompok dasawisma RT 15 RW 02 Krajan, Gading Kulon, Dau, Malang. Kegiatan yang dibungkus melalui pengabdian kepada masyarakat (pengmas) itu dilakukan sejak Juni hingga Juli 2023, bersama dosen departemen minat dan nutrisi makanan ternak. Yaitu Prof. Ifar Subagyo, Dr. Heli Tistiana, dan Asri Nurul Huda, M.Sc. 

Tujuan pengmas adalah memotivasi ibu rumah tangga untuk memberikan protein dengan low budget namun kaya manfaat dan kualitas. Pelaksanaan program dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang manfaat dan gizi tanaman kelor bagi masyarakat guna untuk meningkatkan ketercukupan gizi protein bagi rumah tangga. Kemudian pendampingan inovasi pengolahan produk pangan dari tanaman kelor. Lalu pada akhir acara ibu PKK diberikan tantangan membuat inovasi olahan pangan berbahan dasar tanaman kelor. Masakan yang dihasilkan pun beragam mulai dari sayur bening, pepes, gorengan, dan puding. (tim/dta)