Sebelum wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyerang ternak, Desa Gangsiran Puthuk Kecamatan. Junrejo, Kota Batu merupakan pusat ternak sapi perah. Namun populasi ternak sapi semakin menurun diakibatkan kematian ternak yang terjangkit PMK.
Dampaknya kerugian materi dan minat peternak untuk kembali menggeluti dunia ternak mengalami penyusutan. Sebab jika merintis kembali bisnis ternak sapi, peternak harus merogoh kantong cukup dalam sebagai modal awal, yangmana sebagian besar diperlukan untuk pembelian pakan.
Menyikapi hal itu tim dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) melakukan kegiatan penyuluhan dan hibah bibit tanaman lamtoro kepada kelompok ternak “Sumber Harapan 3”, Sabtu (29/10/2022). Tim yang tergabung dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat itu diketuai oleh Prof. Ifar Subagiyo, beranggotakan Prof. Hendrawan, Dr. Hermanto, Dr. Herni Sudarwati, Dr. Siti Nurul Kamaliyah, Hanief Eko Sulistyo,M.P., dan Artharini Irsyammawati, M.P.
Menurut Ifar, tanaman lamtoro mengandung nutrisi tinggi dengan nilai protein kering (PK) lebih dari 20%. Angka tersebut mampu menambal kebutuhan nutrisi akibat pemberian kualitas pakan yang rendah. Apabila kecukupan nutrisi ternak terpenuhi maka dapat meningkatkan produktivitas, sehingga menaikkan populasi ternak sapi.
“Tujuan kegiatan ini adalah membudayakan petani peternak sapi perah dapat menyediakan pakan protein yang murah dengan memanfaatkan lahan maksimal.” ujar Ifar
“Kami akan mendampingi bapak-bapak kelompok ternak mulai dari perawatan hingga proses pemanenan lamtoro. Harapannya kelompok ini akan menjadi sentra protein lokal yang mendukung peningkatan produksi ternak.” sambungnya (dta)