Salah satu faktor penyebab naiknya suhu rata-rata bumi atau global warming ialah emisi gas metan yang dihasilkan oleh sektor peternakan. Hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana sebab secara ilmiah sapi akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan (sendawa). Milyaran hewan ternak di seluruh dunia setiap harinya melakukan proses tersebut, sehingga pada akhirnya menjadi polutan gas metana yang signifikan. Metana merupakan gas emisi rumah kaca dengan potensi pemanasan global 25 kali lebih besar daripada CO2 dalam periode 100 tahun, sementara setiap tahunnya sektor peternakan menghasilkan 100 milyar ton metana.
Mencermati fenomena tersebut mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) UB dibawah bimbingan dosen Dr.Ir. Mashudi, M.Sc, menciptakan rekayasa pakan ramah lingkungan berbahan dasar limbah feses ayam dan limbah teh. Tim yang terdiri dari Teti Miryanti (2013), Muji Astutik (2013), Mirza Ita Dewi A. (2013), dan Rofian Henis M. (2014) ini mengangkat judul “Katemblok” : Innovation of Supplement Feed from Tea (Camelia Sinesis) and Chicken Manure Waste an Effort to Improve Ruminant Productivity and Reducing Methane Gas Emission.
Mereka menciptakan inovasi suplemen pakan untuk ternak ruminansia guna mengurangi produksi gas metana melalui kandungan tanim dan saponin dari limbah teh yang dikombinasikan dengan limbah ekskerta/limbah feses ayam sebagai supplier protein dalam formulasi katemblok. Gas metana dihasilkan dari proses metanogenesis dalam rumen sapi, sehingga salah satu cara untuk mengurangi hal tersebut adalah melalui rekayasa pakan ramah lingkungan yang positif.
Produk inovasi pakan tersebut berhasil mengantarkan mereka meraih medali perunggu dalam ajang bertaraf internasional yakni International Invention & Innovative Competition (InIIC) 2016, pada 5-6/11/2016 di Puteri Beach Resort Hotel, Port Dickson, Kuala Lumpur, Malaysia. (dta)