Bondowoso menjadi wilayah penghasil kopi terbesar ke-empat di Jawa Timur dengan produksi yaitu 8.670 ton/tahun. Kecamatan penghasil kopi terbesar berada di lokasi pegunungan Ijen-Raung tepatnya di Kecamatan Ijen dan Sumber Wringin. Desa Sukoreja, merupakan salah satu desa dari Kecamatan Sumber Wringin dengan luas lahan perkebunan kopi terbesar. Rata-rata petani dapat memanen dua hingga tiga ton dalam satu kali periode.
Produksi panen yang melimpah ini menghasilkan limbah kulit kopi sebesar 396.9 ton/tahun. Menyebabkan penumpukan limbah kulit kopi yang dapat mencemari polusi udara dan lingkungan. Bahkan bisa membuat kematian pada pohon kopi itu sendiri jika dibiarkan menumpuk di area perkebunan.
Disisi lain di Desa Sukorejo terdapat komoditas kambing yang memiliki beragam permasalahan kesehatan ternak. Seperti kejang-kejang, kembung, mastitis, dan induk tidak bisa mengeluarkan susu pasca melahirkan.
Tahun 2022 lalu Prof. Hendrawan Soetanto, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) bersama tim Doktor Mengabdi melakukan pendampingan pengolahan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak. Akan tetapi pengolahan kulit kopi melalui proses pengeringan mengalami kendala waktu yang lama. Sebab wilayah Desa Sukorejo secara geografis terletak di lereng pegunungan Raung- Ijen yang memiliki tingkat naungan hutan pinus > 75% serta curah hujan dan frekuensi hari hujan yang relatif tinggi.
“Tahun ini (2023) saya dan tim merancang mesin pengering (bed dryer) dengan sumber panas dari biomassa yang tersedia di lingkungan sekitar.” ujar Hendrawan
“Reka teknologi ini mampu mempercepat proses pengeringan dengan kapasitas 500kg/hari, sehingga akan dapat menjamin keberlangsungan usaha bisnis baru melalui penggilingan dan pengemasan yang berstandar.” lanjutnya
Namun olahan kulit kopi yang dilakukan dengan pengeringan saja belum memberikan dampak optimal untuk pemenuhan nutrisi ternak. Sebab kandungan anti nutrisi pada kulit kopi seperti caffeine masih cukup tinggi sehingga ada kecenderungan menghambat proses metabolisme pakan di dalam tubuh ternak.
Maka diperlukan perlakuan penambahan alkali menggunakan larutan NaOH 1,5 % agar meningkatkan nilai kecernaan kulit kopi. Secara teoritis akan memberikan kontribusi signifikan terhadap proses metabolisme pakan ternak. Selain itu melalui perlakuan alkali dapat meningkatkan harga jual kulit kopi dipasarkan dan memberikan kontribusi terhadap rata-rata pendapatan petani kopi.
Riset tersebut akan disosialisasikan kepada petani kopi melalui pendampingan dan penyuluhan dalam bentuk sekolah semi-informal yang dilakukan seminggu sekali. Kegiatan yang diberikan yaitu tata cara pengolahan usaha limbah kulit kopi dan manajemen usaha.
Kegiatan itu melibatkan tim dosen UB dari berbagai Fakultas, diantaranya Prof. Bambang Dwi Argo (Fakultas Teknologi Pertanian), Safarudin Hisyam Tualeka, M.A.B. (Fakultas Ilmu Adminitrasi), dan Ahmad Khoirul Umam (Fapet). Serta mahasiswa program sarjana dan pascasarjana Fapet, yaitu Rizka Muizzu Aprilia, S.Pt., M.Pt., Najma Afrahun Nufus, Diyah Lestary Sintha Dewy, Yulia Dwi Fatimah, Anggi Putri Maulina Sari, dan Eka Putriwahyuningtyas. (dta)