Peserta sekolah lapang sapi perah binaan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) telah menyelesaikan pembelajaran yang dimulai bulan Agustus hingga Oktober 2021. Sehingga mereka berhak menerima sertifikat yang diserahkan melalui kegiatan wisuda oleh Dekan dan kepala sekolah sekolah lapang, Sabtu (6/11/2021).
Sekolah lapang merupakan salah satu program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Fapet UB untuk mentransfer ilmu kepada kelompok ternak. Kegiatan tersebut sudah diterapkan sejak 2018 lalu untuk kelompok ternak di Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung. Lalu Sasaran kali ini adalah kelompok ternak yang berada di kawasan SAE Pujon.
Bekerjasama dengan Universiti Putra Malaysia (UPM), PT. Nestle Indonesia,KOP SAE, dan keluarga Alumni Fapet UB (KaFapet), peserta yang terlibat berjumlah 78 orang. Terdiri dari 60 peternak dan 18 petugas inseminator dan kesehatan hewan.
Terdapat dua kelas dalam sekolah lapang, yakni kelas peternak sekolah milenial serta kelas inseminator dan petugas kesehatan hewan. Sementara metode pelaksanaannya adalah tatap muka di dalam kelas dan terjun ke lapangan untuk menggali permasalahan kemudian mencari solusinya bersama instruktur pendamping (tim dosen Fapet UB).
Menurut kepala sekolah lapang, Dr. Tri Eko Susilorini, capaian pembelajaran yang ditargetkan adalah meningkatkan pengetahuan kelompok ternak di Koperasi SAE Pujon dari hulu ke hilir dengan menerapkan good dairy farming practices. Sehingga dapat menaikkan kualitas dan kuantitas susu sapi. Serta peserta mampu mengaplikasikan teori yang telah diberikan di lapangan .
“Berdasarkan hasil tes yang kami berikan diawal pembelajaran hingga akhir periode terjadi peningkatan 35%. Artinya apa yang kami sampaikan kepada bapak-bapak peternak ini dapat dimengerti.” ujar Icus (sapaan Dr. Tri Eko)
Disamping itu berdasarkan presentasi kelompok, para peternak sudah mengaplikasikan teori yang disampaikan di dalam kelas ke peternakan masing-masing. (dta)