Manajemen kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dan diterapkan dengan baik agar produktivitas ternak sesuai dengan potensi genetik yang dimiliki. Salah satu faktor penghambat penyebab rendahnya produktivitas ternak adalah minimnya pengetahuan peternak tentang manajemen kesehatan ternak. Sehingga menimbulkan berbagai penyakit pada ternak dan mengakibatkan kerugian ekonomi seperti penurunan produksi, gangguan reproduksi, peningkatan biaya pengobatan, hingga kematian.
Menurut Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Dr. Adelina Ari Hamiyanti, manajemen kesehatan yang dapat diterapkan oleh peternak antara lain sanitasi kandang, pemberian vitamin, dan obat cacing secara berkala. Sanitasi kandang merupakan program kebersihan kandang yang bertujuan untuk mencegah masuk dan perpindahan bibit penyakit maupun parasit yang menyerang ternak menggunakan desinfektan pada dosis yang dianjurkan.
Dia dan tim hibah pengabdian kepada masyarakat memberikan penyuluhan dan pelatihan sanitasi kandang kepada anggota peternak koperasi Pendowo Jatimulyo, Kecamatan Wonosari Gunung Kawi, Kabupaten Malang, (Januari-Juni 2023). Disana pengetahuan peternak mengenai manajemen kesehatan kambing perah sangat minim. Kondisi kandang ternak belum memenuhi kriteria kandang yang sehat, karena jarak kandang dengan rumah peternak terlalu dekat, kemiringan lantai kandang tidak sesuai sehingga feses menumpuk dibawah kandang, tidak terdapat saluran pembuangan limbah, dan belum dilakukan desinfeksi kandang secara berkala. Disamping itu pemberian vitamin dan obat cacing belum rutin dilakukan.
Menyikapi hal itu Adel melakukan penyuluhan kepada peternak tentang pentingnya kesehatan ternak dan dampaknya terhadap produktivitas kambing perah. Manajemen kesehatan yang difokuskan pada sanitasi kandang, pemberian vitamin, dan obat cacing. Tujuannya meningkatkan kesehatan, reproduksi, dan menekan angka mortalitas (kematian).
“Ternak kambing sangat penting sebagai sumber pendapatan anggota koperasi Pendowo Jatimulyo. Karena usaha ternak tersebut merupakan turun temurun dan masih diusahakan secara tradisional. Tiap peternak memiliki 10 hingga 20 ekor kambing.” jelas Adel
“Melalui kegiatan ini diharapkan menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat meningkat produktivitas ternak.” lanjutnya
Anggota tim yang terlibat dalam kegiatan itu antara lain Prof. Gatot Ciptadi (Fapet), M. Pramujo, M.Si. (Fapet), Ardyah Ramadani Irsanti Putri, M.Si. (FMIPA). Serta melibatkan dua mahasiswa, yaitu M. Nur Iklas dan Rahmi Yuniasari Hidayat. (dta)