Produksi telur ayam ras di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan, sebab saat ini peternakan lokal masih kekurangan telur untuk memenuhi kebutuhan domestik. Oleh karenanya upaya peningkatan produksi telur dalam negeri terbuka lebar serta berpeluang mengisi pasar ekspor.
Memperhatikan hal tersebut dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Nanang Febrianto, S.Pt.,MP melakukan penelitian berjudul “Analisis Efisiensi Ekonomi Usaha Ternak Ayam Petelur di Kabupaten Malang : Pendekatan stochastic frontier analysis.”
Penelitian disertasi itu dibimbing oleh Prof. Budi Hartono, Hari Dwi Utami, PhD, dan Dr. Bambang Ali Nugroho. Bertempat di ruang rapat senat lt.6 Gd.V, Nanang melakukan ujian disertasi terbuka, Senin (30/09/2019).
Lokasi penelitian dilakukan di sentra peternakan ayam petelur Jawa Timur yang berada di Kabupaten Malang, dengan menggunakan multistage sampling method (metode penentuan lokasi secara berjenjang). Sebab Jawa Timur merupakan salah satu daerah penghasil telur ayam ras terbesar di Indonesia.
Ia memaparkan tujuan penelitian ialah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan biaya produksi usaha ternak ayam petelur, serta menganalisis efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomi usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Malang.
Pada penelitian ini analisis yang digunakan terdiri dari (1) analisis biaya, penerimaan dan keuntungan, (2) analisis fungsi produksi stochastic frontier, (3) analisis fungsi biaya produksi stochastic frontier, (4) analisis efisiensi teknis dan inefisiensi teknis, serta (5) analisis efisiensi alokatif dan ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Malang adalah populasi, obat-obatan, dan vitamin. Sedangkan biaya produksi dipengaruhi oleh biaya pakan, biaya vaksin, dan biaya listrik. Namun secara teknis usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Malang dapat dikatakan sudah efisien.
Dosen yang menjabat sebagai koordinator PSIK Fapet UB ini memberikan saran kepada peternak yang belum efisien secara teknis dapat memaksimalkan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti populasi, obat-obatan, dan vitamin. Yangmana factor tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi ayam petelur.
Selain itu diperlukan adanya kebijakan pemerintah terkait harga input dengan fasilitasi pengembangan industri sarana produksi peternakan. Terkait dengan kebijakan harga input, maka untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan kajian mengenai kelayakan pengembangan industri sarana produksi peternakan, khususnya bibit ayam, dan pakan dalam negeri. (dta)