Dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand), Winda Sartika, S.Pt.,M.Si. melakukan penelitian tentang supply chain industri rendang di Kota Payakumbuh – Sumatera Barat. Riset yang merupakan makalah disertai itu disusun bersama Prof. Budi Hartono, Hari Dwi Utami, Ph.D., dan Prof. Lilik Eka Radiati sebagai komisi pembimbing.
Winda tercatat sebagai mahasiswa Program Doktor Ilmu Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) angkatan 2019. Dia telah menempuh ujian disertasi terbuka, Kamis (20/7/2023) secara hybrid.
Menurutnya konsumsi daging sapi masyarakat Kota Payakumbuh mengalami peningkatan dari tahun 2017 sehingga berdampak terhadap permintaan daging sapi dipasaran. Hal itu karena bahan baku rendang Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Payakumbuh diperoleh dari pedagang pengecer daging sapi yang ada di pasar tradisional. Selain itu inovasi tiga varian rendang daging sapi juga mampu meningkatkan jumlah produksi rendang daging sapi, yang berdampak pada peningkatan jumlah bahan baku.
Namun tingginya permintaan daging sapi menyebabkan terjadinya persaingan dalam pemenuhan kebutuhan yang berdampak terhadap kurangnya pasokan daging sapi bagi industri rendang. Mengakibatkan kendala dalam proses produksi rendang di Kota Payakumbuh.
Ketika permintaan rendang meningkat tidak jarang produsen harus mengulur waktu untuk memenuhi kebutuhan konsumen karena keterbatasan bahan baku yang ada. Apabila kondisi seperti ini terus terjadi maka masa depan industri rendang akan sulit memenuhi ekspor.
“Oleh karenanya diperlukan penelitian tentang pengelolaan supply chain daging sapi bagi industri rendang di Kota Payakumbuh dengan model sistem dinamis, untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan daging sapi dengan kebutuhan bahan baku industri rendang.” terang Winda
Penelitian dilaksanakan di Kota Payakumbuh, menggunakan metode penelitian survey. Responden penelitian berjumlah 102 yang terdiri produsen IKM rendang, pedagang pengecer, pedagang besar, pedagang pengumpul, peternak sapi potong serta juru sembelih RPH Kota Payakumbuh
Hasil analisis menyimpulkan bahwa manajemen supply chain pada IKM Rendang di Kota Payakumbuh memiliki aliran produk yang efisien. Sedangkan aliran keuangan mengalir dari peternak ke konsumen akhir maupun sebaliknya secara tunai dan nontunai. Lalu aliran informasi berjalan dengan adanya koordinasi serta kerjasama dari seluruh lembaga rantai pasok yang terlibat.
Maka model desain dinamis supply chain bagi industri rendang memberikan gambaran tentang ketersediaan daging sapi untuk kebutuhan bahan baku produksi rendang. Pengelolaan waktu produksi, koordinasi, dan kerjasama yang baik dari lembaga supply chain mampu memberikan kepastian terhadap ketersediaan bahan baku bagi IKM Rendang. (dta)