Disertasi Moh. Zali, S.Pt.,M.Agr. : Budaya Sapi Sonok sebagai Penunjang Usaha Peternakan Sapi Madura di Kabupaten Pamekasan

Sapi sonok adalah sapi yang digunakan untuk kontes kecantikan dan keindahan. Dimana sapi memiliki postur tubuh proporsional, dipakaikan perhiasan dan minyak agar kulit mengkilat. Pemenang kontes lomba adalah sapi dengan tawaran harga tinggi hingga menjadi kebanggaan peternak.

Budaya sapi sonok  merupakan kreasi masyarakat Madura, khususnya para tokoh dan sesepuh di Kabupaten Pamekasan. Selain itu sapi Sonok juga digunakan masyarakat sebagai budaya keagamaan, perkawinan, dan selamatan desa. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk destinasi pariwisata Kabupaten Pamekasan. Sekaligus mendukung peningkatan ekonomi peternak dan pengembangan sub sektor peternakan.

Peluang tersebut dibaca oleh staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Madura, Moh. Zali, S.Pt.,M.Agr, dengan melakukan penelitian berjudul “Event Budaya Sapi Sonok sebagai Pengungkit Usaha Peternakan Sapi Madura di Kabupaten Pamekasan”. 

Menurutnya, kontribusi sapi Sonok dalam pengembangan sosial budaya sudah selayaknya didorong sebagai upaya untuk menciptakan keunggulan komparatif wilayah maupun meningkatkan nilai kearifan lokal.

Sebab pengembangan sapi Sonok di Kabupaten Pamekasan mempunyai permasalahan berkaitan dengan ketidakseimbangan pemerataan wilayah pemeliharaan, ketersediaan jumlah populasi, dan pemanfaatan sosial budaya. 

“Oleh karenanya diperlukan pengembangan usaha peternakan sapi Madura berbasis budaya yang didukung faktor internal dan eksternal.” jelas Zali

“Faktor internal meliputi kesediaan lahan, bibit, pakan serta manajemen dan modal usaha. Sedangkan eksternal terdiri dari sarana dan prasarana produksi usaha peternakan.” tuturnya

Data penelitian diperoleh dari  80 orang peternak dan 27 orang ahli sebagai responden. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan tingkat keberhasilan event budaya sapi Sonok sebagai pengungkit usaha peternakan di Kabupaten Pamekasan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif, dengan memanfaatkan peluang. Strategi tersebut secara implementatif dilakukan melalui upaya peningkatan produktivitas, peningkatan nilai tambah produk dan pengembangan pasar komoditas, serta peningkatan promosi pemanfaatan sapi Sonok dalam kegiatan sosial budaya dan pariwisata.

 Melalui riset itu dia dinyatakan lulus dan dapat menyandang gelar Doktor (Dr.) dari Program Doktor Ilmu Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB). Tentunya setelah menempuh ujian disertasi terbuka secara hybrid, Selasa (16/8/2022). (dta)