Fapet Journal

Portal the most complete Animal Science Journals produced by Lecturers in the Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

Tracer Study

The results of the tracer study to improve the quality of the internal and external fapet UB. We absolutely guarantee the confidentiality of the information provided.

Download Form

Collection of Faculty of Animal Husbandry Forms.

Penerbit

Penerbit Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Admin SIMITA

Information System for Specialization and Final Project.

Complaint

Complaints that are submitted will be conveyed to related work units through the leadership of Universitas Brawijaya. All complaints will be managed by PIDK (Information, Documentation and Complaints Center).

Repository

A collection of journal manuscripts for undergraduate students of Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

PKKMABA

Information Portal for Introduction to Campus Life.

Fapet UB Slides

PowerPoint templatesto boost your presentations

Kuesioner Tracer Study Bagi Stakeholders

Survey ini digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja lulusan serta wujud nyata untuk meningkatkan mutu lulusan.

Laporan Tracer Study

Tracer Study laporan dari tahun 2016, 2017 dan 2018

Informasi Seminar Hasil

Informasi Seminar Hasil terbaru mahasiswa program Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Hambat Mastitis pada Sapi Perah dengan Mahkota Dewa

Rabu, 8 Juni 2016
Oleh : Admin Fapet

 image003 image001

Ternak sapi perah di Indonesia hanya memberikan konstribusi produksi susu sebesar 35-40%, sehingga diperlukan penerapan menejemen pemeliharaan yang baik untuk meningkatkan produktifitas. Salah satunya menghindarkan ternak dari segala penyakit, terutama penyakit mastitis yang mempengaruhi produksi susu sebesar 10-20%. Mastitis adalah suatu penyakit radang ambing pada ternak perah yang menyerang bagian dalam disebabkan oleh mikroorganisme. Mastitis yang sering menyerang ternak laktasi, 97-99% ialah mastitis tipe subklinis karena pada kasus mastitis ini tidak menunjukan gejala klinis yang jelas.
Berangkat dari permasalahan tersebut kelompok gabungan mahasiswa yang terdiri dari Lutfiana Safitri (Fapet 2013), Wina Astriya (Fapet 2013), Rizka Putri Utami (FKH 2013), Feri Eko Hermanto (FMIPA Biologi 2014), Larasati Al Prayitno (FMIPA Biologi 2013) mengolah ekstrak buah mahkota dewa sebagai penghambat mastitis subklinis pada sapi perah. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Puguh Surjowardojo., MP, dosen Fapet UB bagian Produkdi Ternak, mereka melakukan penelitian berjudul “MASKOT : Efektivitas Daya Hambat Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa l.) Terhadap Bakteri Mastitis Subklinis Secara In Vitro Pada Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) Periode Laktasi”. Penelitian tersebut ditujukan untuk menghambat bakteri mastitis subklinis, hanya pada Staphylococcus aureus (bakteri yang menyebabkan infeksi pada luka dan furunkel) dan Streptococcus agalactiae (bakteri penyebab mastitis subklinis) dari sapi perah peranakan Friesian Holstein.
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa L) merupakan tanaman obat yang diminati masyarakat karena memiliki kandungan kimia, terdiri dari Alkaloid, Saponin, Flavonoid, dan Polifenol. Alkaloid dan Saponin sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh, selain itu Saponin berfungsi sebagai  sumber anti bakteri, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sementara Flavonoid memiliki kandungan anti inflamasi (anti radang) sebagai anti oksidan, sedangkan Polifenol sebagai histamin. Kandungan bahan aktif yang berfungsi sebagai anti bakteri yaitu Saponin dan Flavonoid. Kedua senyawa tersebut dapat berperan sebagai bahan aktif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Pemilihan buah mahkota dewa sebagai variable bebas didasarkan hasil penelitian sebelumnya  oleh Nikham, dkk (2012) yang menyimpulkan bahwa simplisia buah mahkota dewa yang diradiasi pada dosis 10 kGy, mampu menghambat pertumbuhan S. aureus dengan kosentrasi minimum 5%. Selain itu daging buah mahkota dewa memiliki potensi sebagai penghambat bakteri mastitis subklinis. Ekstrak buah mahkota dewa diteliti menggunakan 3 pelarut yang berbeda yaitu Aquades, Ethanol, chloroform yang masing-masing memiliki kosentrasi absolut. Sedangkan kosentrasi yang dibuat pada ekstrak buah mahkota dewa yaitu 10%,20%, 30%, 40% dan 50%.
Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak ethanol dan ekstrak aquades bekerja optimal pada konsentrasi 40%, sedangkan ekstrak chloroform bekerja optimal hanya pada kosentrasi 10%. Hasil yang paling baik dengan menggunakan ethanol karena diameter zona hambat mencapai 11-20 mm. Membran luar fosfolipid pada dinding sel  bakteri Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus lebih mudah ditembus. Flavonoid yang terkandung pada buah mahkota dewa mempunyai sifat anti bakteri yang  mampu bereaksi dengan DNA bakteri. Hasil interaksi ini menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom. (dta)
 

Posted in Berita