Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak ruminansia berkuku belah di Kabupaten Malang pertama kali dilaporkan oleh peternak yang berada di Kasembon. Desa Wonoagung Kecamatan Kasembon merupakan salah satu sentra produksi susu di Kabupaten Malang dengan populasi sapi perah sebanyak 5.689 ekor, dan menghasilkan produksi susu 55.000 liter per hari. Saat ini kelompok ternak di Desa Wonoagung mendapati beberapa sapi perah milik peternak mengalami gejala PMK bahkan ada yang sampai mati.
Menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Rini Dwi Wahyuni, M.Sc., kerugian yang diakibatkan dari virus itu menghantam ekonomi dan sosial peternak. Sebab menyebabkan penurunan produktivitas hingga kematian. Guna menanggulangi permasalahan ini perlu diberikan pemaparan penanggulangan PMK oleh akademisi peternakan.
Rini menggandeng dosen Fapet UB seperti Prof. Suyadi, Dr. Kuswati, Dr. Mashudi, dan Muhammad Pramujo, M.Si. untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat berbentuk edukasi manajemen pakan pada masah wabah PMK. Serta melibatkan mahasiswa program sarjana (S1) yang terdiri dari Muhammad Zidane F., Maulidha Putri Rahmi F., Farah Akhsanatuzahra, dan Fais Amanullah Yung.
Mereka mensosialisasikan manajemen pemeliharaan sapi perah, teknologi pakan sapi perah, efisiensi reproduksi dan rekording sapi perah, pencegahan penyakit, serta produk olahan susu. Tujuannya mewujudkan inovasi dan mengembangkan kreativitas akademisi, sekaligus meningkatkan peran dan fungsi kelompok peternak agar berdaya guna dalam upaya penanggulangan dan pencegahan PMK di Desa Wonoagung Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. (dta)