Fapet Journal

Portal the most complete Animal Science Journals produced by Lecturers in the Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

Tracer Study

The results of the tracer study to improve the quality of the internal and external fapet UB. We absolutely guarantee the confidentiality of the information provided.

Download Form

Collection of Faculty of Animal Husbandry Forms.

Penerbit

Penerbit Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Admin SIMITA

Information System for Specialization and Final Project.

Complaint

Complaints that are submitted will be conveyed to related work units through the leadership of Universitas Brawijaya. All complaints will be managed by PIDK (Information, Documentation and Complaints Center).

Repository

A collection of journal manuscripts for undergraduate students of Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

PKKMABA

Information Portal for Introduction to Campus Life.

Fapet UB Slides

PowerPoint templatesto boost your presentations

Kuesioner Tracer Study Bagi Stakeholders

Survey ini digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja lulusan serta wujud nyata untuk meningkatkan mutu lulusan.

Laporan Tracer Study

Tracer Study laporan dari tahun 2016, 2017 dan 2018

Informasi Seminar Hasil

Informasi Seminar Hasil terbaru mahasiswa program Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Doktor Mengabdi UB Kembangkan Taman Nasional Baluran dengan Prinsip Sustainable

Doktor Mengabdi UB Kembangkan Taman Nasional Baluran dengan Prinsip Sustainable

Rabu, 20 Oktober 2021
Oleh : Humas FapetUB

Taman Nasional Baluran adalah kawasan konservasi yang terletak di Kabupaten Situbondo dan berbatasan dengan Banyuwangi. Ekosistem didalamnya terdapat berbagai macam flora dan fauna dengan beragam manfaat tangible (dalam pemanfaatan skala terbatas) maupun intangible (berupa produk jasa lingkungan).

Sementara masyarakat sekitar Baluran merupakan peternak sapi yang menggunakan sistem gembala. Yaitu melepaskan sapi untuk mencari pakan secara mandiri. Seorang peternak harus berjalan kaki sejauh 10 KM untuk menggembala 20 ekor sapi ke dalam hutan tiap hari.

Ketika musim hujan hijauan mudah ditemukan, akan tetapi saat kemarau rumput sulit didapat. Sehingga peternak membawa ternak sapi masuk ke zona inti kawasan hutan lindung untuk mencari hijauan pakan.

Tim Doktor Mengabdi UB

Masuknya ribuan sapi menyebabkan adanya perubahan hewan liar yang mengancam perkembangan mereka. Sebab satwa macan tutul, kerbau dan banteng, sangat sensitif pada kehadiran manusia dan hewan ternak. Banteng lebih banyak menghabiskan waktu untuk waspada, lari, dan menghindar daripada untuk makan. Berkurangnya efektifitas makan, pertumbuhan, kesuburan, dan kebugarannya dikhawatirkan bisa mempengaruhi perkembangbiakan di masa mendatang.

Menyikapi hal itu dosen Universitas Brawijaya (UB) melakukan pemberdayaan secara swadana dan swakelola kepada masyarakat Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih – Kabupaten Situbondo. Upaya tersebut digawangi tim Doktor Mengabdi (DM) yang dipimpin Dr. Anang Lastriyanto (Fakultas Teknologi Pertanian). Bersama anggota yang terdiri dari Dr. Dimas Firmanda Al Riza (Fakultas Teknologi Pertanian), Anggun Trisnanto Hari Susilo, Ph.D. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), dan Dr. Nanang Febrianto (Fakultas Peternakan).

Menurut Dr. Anang populasi ternak sapi di Dusun Sidomulyo dan Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo mencapai 4.169 ekor. Dimana sekitar 1.600 ekor digembala masyarakat masuk ke hutan.

Kegiatan menggembala di dalam hutan telah berlangsung secara turun-temurun sejak tahun 1960 sehingga sulit untuk dihentikan. Selain itu faktor rendahnya tingkat pendidikan, ekonomi dan sosial masyarakat, serta kecilnya kesadaran akan perlindungan alam menjadi permasalahan perubahan pola beternak menggunakan kandang.

“Kami (Tim DM UB) akan melibatkan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Situbondo, dan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Malang untuk mengubah pola ternak masyarakat menjadi pola kandang.” jelas Anang

“Masing-masing pihak berkontribusi seperti memberi bantuan bibit sapi, memberikan pelatihan pola ternak kandang, pelatihan pengolahan dan penyimpanan pakan, sampai insiasi teknologi biogas yang berada di dalam kawasan TN Baluran, Situbondo.” lanjutnya

Pelaksanaan kegiatan DM dicanangkan secara berkelanjutan selama lima tahun. Agenda yang akan dilaksanakan sesuai roadmap ialah pemberdayaan masyarakat desa terpencil di Kawasan TN Baluran pada tahun pertama (2021). Kemudian pada tahun kedua (2022) menargetkan inisiasi ternak kandang atau komunal, inisiasi teknologi biogas (2023), pelatihan pembuatan pakan konsentrat (2024), dan pelatihan good farming practice (2025).

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan Taman Nasional Baluran dengan prinsip Sustainable, secara tidak langsung turut melestarikan alam. Disisi lain industri pariwisata masih tetap bisa berlanjut melalui ternak kendang dan biogas, sehingga mampu meningkatkan perekonomian daerah. (dta)

 

 

 

 

Posted in Berita