ujian akhir disertasi Ir. Markus Miten Klede, MP
Kelor merupakan tanaman yang tersebar hampir disebagian wilayah tropis termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Tanaman ini memiliki kandungan nutrisi tinggi, asam amino yang lengkap dan seimbang, serta senyawa antioksidan yang dapat digunakan untuk penyembuhan berbagai penyakit. Masyarakat di wilayah Kabupaten Flores Timur Provinsi NTT mengkonsumsi tanaman kelor sebagai sumber sayuran, disamping itu juga digunakan sebagai pakan ternak. Meskipun sudah familiar dengan tanaman ini, namun belum pernah ada penelitian tentang potensi dan nilai nutrisi daun kelor sehingga masyarakat minim pengetahuan mengenai hal tersebut.
Ir. Markus Miten Klede, MP dosen Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang NTT mengangkat potensi tanaman kelor melalui penelitian berjudul “Potensi Daun Kelor (Moringa Oleifera, Lam) dari Daerah Nusa Tenggara Timur untuk Meningkatkan Tampilan Reproduksi Ternak dengan Menggunakan Kelinci sebagai Model”. Dibawah bimbingan promotor Prof. Dr. Ir. Hendrawan Soesanto, M.Rur. Sc, Prof. Dr. Ir. Kusmartono, dan Prof. Dr. Ir. Kuswanto, MS penelitian tersebut bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis keragaman genetis, kandungan nutrien, kecernaan in vitro, dan nilai nutrisi daun kelor dalam hubungannya dengan tampilan reproduksi ternak. Sampel yang digunakan adalah kelinci dan daun kelor yang berasal dari kelurahan Lewolere, Kecamatan larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Penelitian tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan, dimana pada tahap awal dilakukan kegiatan pengamatan dan pengukuran produksi hijauan serta penelusuran perbedaan secara genetis. Kemudian tahapan evaluasi daun kelor yang membuahkan hasil bahwa daun kelor dari dari Kab. Flores Timur memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dengan profil asam mino yang lengkap. Tahapan ketiga evaluasi nilai cerna secara in vitro lalu pada tahapan terakhir meneliti tampilan reproduksi ternak (kelinci) akibat pemberian tepung daun kelor. Penggunaan daun kelor sebagai pakan yang semakin tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan konsentrasi hormon prolaktin saat laktasi yang berpengaruh langsung terhadap produksi susu induk selama menyusui. Selain itu angka mortalitas cenderung menurun dan berat badan sapih lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan kontribusi asam amino yang terkandung dalam daun kelor memperbaiki jaringan yang rusak dan struktur sel darah merah. Laktogogue yang terkandung dalam daun kelor mampu menurunkan konsentrasi prolaktin in hibitor dan peningkatan konsentrasi hormon prolaktin yang sintesis, sehingga produksi susu induk dapat memenuhi kebutuhan air susu bagi anakan kelinci.
Kesimpulan yang dapat ditarik melalui penelitian yang mengantarkan Markus untuk meraih gelar doktor ini ialah daun kelor yang berasal dari NTT memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pakan. Suplementasi pakan berbasis daun kelor menjadi terobosan dalam membantu peningkatan produktivitas ternak terutama peningkatan produksi air susu induk sehingga mampu menurunkan angka mortalitas.
Mahasiswa program Doktor dengan minat Nutrisi Makanan Ternak Program Pascasarjana Fakultas Peternakan UB ini melakukan ujian akhir disertasi pada Kamis (26/5) dengan mengundang Prof. Dr. Ir. Ifar Subagiyo, M.Agr. St, Prof. Dr. Ir. M. Junus, MS, Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP, dan Prof. Ir. Henderiana L.L. Belli, MS, Ph.D (Undana) sebagai dosen penguji. (dta)