Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengajarkan mahasiswa untuk mengolah hasil ternak beserta limbah yang dihasilkan menjadi bermanfaat, salah satunya kulit telur. Cangkang kulit telur biasanya akan dibuang begitu saja, namun ditangan mahasiswa Fapet yakni Dita Zulfadin Dahlan (2013), Fakhri Alfi Annashru (2013), dan Mochammad Backrul Amiq (2016) disulap menjadi media tanam.
Dewasa ini lahan pertanian di Indonesia sebagai negara agraris semakin menyempit akibat pembangunan besar-besaran. Agar tetap bisa melakukan kegiatan bercocok tanam masyarakat harus memutar otak untuk mengakali kondisi tersebut. Berangkat dari fenomena tersebut mahasiswa Fapet dibawah bimbingan Prof.Dr.Ir. Moch. Junus, MS mengulas karya berjudul “Media Tanam Sukai (Sludge Kulit Kalsica Telur dan Sedimen Sungai) sebagai Media Tanam Hidroponik Berbasis Ecoferlict Economic Fertile Enviromental Friendly Product.”
Melalui karya tersebut, mereka meraih juara II paper competition Student Seminar and Expo 2016. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter) IPB dengan tema “Pemanfaatan Limbah Peternakan yang Digunakan Sebagai Energi Terbarukan dan Kebijakan Nasional Bagi Peternakan Indonesia”, pada 14-16/10/2016.
Menurut Amiq, media tanam yang baik mengandung unsur organik dan sedimen sungai, sementara tanah organik harus memiliki unsur makro dan mikro yang mengandung sludge. Oleh karena itu mereka membuat media tanam dengan komposisi sedimen, sludge, dan kulit telur. Media tanam tersebut akan digunakan untuk menanam hijauan pakan ternak, sehingga dapat memberikan solusi bagi peternak mendapatkan sumber pakan yang bagus.
“Alhamdulillah kami sangat senang dan tidak menyangka meraih juara. Perjuangan selama ini terbayar, namun kami tidak akan berhenti sampai di sini, kami akan terus berkarya mengharumkan nama Fapet dan UB serta memajukan peternakan Indonesia.” (dta)