Kolaborasi mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) dan Fakultas Teknik (FT) dalam menciptakan suatu karya patut diacungi jempol. Lantaran melalui karya-karya tersebut mereka berhasil memboyong dua medali perak dalam ajang internasional yaitu International Invention & Innovative Competition (InIIC) 2016, pada 5-6/11/2016 di Puteri Beach Resort Hotel, Port Dickson, Kuala Lumpur, Malaysia.
Meskipun memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang berbeda namun dari situlah mereka saling mendukung dan melengkapi dalam menciptakan karya. Tim yang terbagi menjadi dua ini menciptakan alat pendukung di bidang peternakan yaitu Mini Elektro Ejakulator dan Swip Up Sorter.
Mini elektro ejakulator merupakan alat untuk mengejakulasi hewan jantan khususnya hewan berukuran tubuh kecil seperti kucing, anjing, kelinci, marmut, luwak, dan sebagainya. Tujuannya membantu hewan-hewan ini untuk menampung spermanya yang dapat difungsikan sebagai sarana Inseminasi Buatan (IB), penelitian, eksperimental ataupun fertilisasi secara in vitro, dan teknologi reproduksi lainnya. Selain itu alat tersebut juga dapat digunakan membantu hewan berkebutuhan khusus yang tidak bisa mengawini betina secara langsung. Alat yang telah didaftarkan hak patennya di Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Universitas Brawijaya ini diciptakan oleh Mirsa Ita Dewi Adiana (Fapet 2013), Rizky Ilham Mitharangga (Fapet 2014), Ahmad Sirojuddin (Teknik Elektro 2012), dan M. Derry Affandi (Teknik Mesin 2012).
Menurut Mirsa ketua tim, mini elektro ejakulator ini sudah diuji coba pada kelinci New Zealand White, dan hasilnya kelinci berhasil mengeluarkan semen dan tidak menurunkan kualitasnya. Ia juga memaparkan keunggulan alat tersebut adalah mempunyai dua sistem manual dan otomatis serta probe yang bisa diganti sesuai kebutuhan.
Sementara itu alat lain yang diciptakan oleh kolaborasi antar fakultas ini ialah Swip Up Sorter, yakni inovasi teknologi Sorter X-Y Sperm Incubator untuk mengatur jenis kelamin ternak jantan dan betina. Sehingga dapat meningkatkan populasi ternak di Indonesia, khususnya sapi potong dan perah untuk mencapai swasembada produksi susu dan daging sapi lokal. Alat ini diproduksi oleh Mirsa Ita Dewi Adiana (2013), Wahyu Setiawan (2013), dan Dimas Firdaus Adami (2014) dengan menggandeng mahasiswa Teknik Elektro UB, Ronny Ari Setiawan (2012) dan Hasan Albin Said (2014). (dta)