Fapet Journal

Portal the most complete Animal Science Journals produced by Lecturers in the Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

Tracer Study

The results of the tracer study to improve the quality of the internal and external fapet UB. We absolutely guarantee the confidentiality of the information provided.

Download Form

Collection of Faculty of Animal Husbandry Forms.

Penerbit

Penerbit Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Admin SIMITA

Information System for Specialization and Final Project.

Complaint

Complaints that are submitted will be conveyed to related work units through the leadership of Universitas Brawijaya. All complaints will be managed by PIDK (Information, Documentation and Complaints Center).

Repository

A collection of journal manuscripts for undergraduate students of Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

PKKMABA

Information Portal for Introduction to Campus Life.

Fapet UB Slides

PowerPoint templatesto boost your presentations

Kuesioner Tracer Study Bagi Stakeholders

Survey ini digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja lulusan serta wujud nyata untuk meningkatkan mutu lulusan.

Laporan Tracer Study

Tracer Study laporan dari tahun 2016, 2017 dan 2018

Informasi Seminar Hasil

Informasi Seminar Hasil terbaru mahasiswa program Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Disertasi Hilarius Yosef Sikone, S.Pt.,M.P.: Ketahanan Rantai Pasok Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Timor Tengah Utara

Disertasi Hilarius Yosef Sikone, S.Pt.,M.P.: Ketahanan Rantai Pasok Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Timor Tengah Utara

Senin, 8 Agustus 2022
Oleh : Humas FapetUB

Dosen Universitas Timor (Unimor), Yosef Sikone, S.Pt.,M.P. meraih gelar doktor di Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB). Dia menempuh ujian disertasi terbuka secara hybrid, Jumat (5/8/2022). Mengusung penelitian berjudul “Ketahanan Rantai Pasok Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Timor Tengah Utara” bersama komisi pembimbing Prof. Budi Hartono, Prof. Suyadi, dan Hari Dwi Utami, Ph.D.

Dosen Program Studi Peternakan itu mengatakan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) merupakan salah satu daerah sentra produksil ternak sapi potong, khususnya ternak sapi bali di Nusa Tenggara Timur. Daging sapi dari sana didistribusikan ke Jakarta dan Samarinda, dimana sejak tahun 2019 permintaan pasar mengalami peningkatan.

Kondisi tersebut diikuti dengan tuntutan konsumen kepada produsen, seperti memberikan pelayanan dan menciptakan produk pada waktu dan tempat yang tepat, dengan mutu dan kualitas baik dan pada tingkat harga rendah.

Yosef Sikone, S.Pt.,M.P.

“Agar ternak sapi yang berasal dari Kabupaten TUU bisa sampai ke konsumen ternak sapi hidup di Jakarta dan Samarinda, maka harus melewati saluran/rantai pemasaran. Dimulai dari pedagang pengumpul dan pedagang antar pulau, lalu berakhir pada pedagang besar.” kata Yosef

Namun dalam pelaksanaanya pemasaran ternak sapi di daerah belum terorganisir pada suatu organisasi tertentu. Sehingga masih terkendala pada jaminan kesinambungan atas kualitas produk, minimnya jumlah pasok, ketepatan waktu pengiriman, serta belum efektif dan efisiennya rantai pasok agribisnis sapi potong. Hal ini menyebabkan bargaining position para peternak menjadi lemah.

“Untuk menjaga keseimbangan produksi dan permintaan sapi potong maka perlu dikaji tentang studi rantai pasok.” paparnya

“Malui penelitian ini akan mengkaji aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi serta margin pemasaran pada rantai pasokan, menganalisis nilai tambah sapi potong pada rantai pasok dan produk olahannya, serta mengkaji dan memberikan alternatif pilihan kebijakan dalam pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten TUU.” jelas Yosef

Sampel penelitian terdiri dari peternak, pedagang pengumpul ternak, pedagang antar pulau, pedagang pemotong (jagal), pedagang pengecer daging, agroindustri (UMKM), dan konsumen. Data yang diperoleh diolah sedemikian rupa dan memperoleh kesimpulan.

Pertama, terdapat tiga pola aliran jaringan rantai pasok ternak sapi dan daging sapi di kabupaten TTU, yakni aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi. Kedua, alternatif kebijakan dalam pengembangan sapi potong di sana ialah mensinergiskan program pemerintah dan peternak guna penerapan kegiatan pengendalian pemotongan dan kematian induk betina produktif, replacement induk untuk meningkatkan kelahiran anak/pedet, dan hilirisasi serta penguatan industri pengolahan hasil ternak. (dta)

 

Posted in Berita