Dosen UB Olah Limbah Kelapa Sawit Menjadi Energi Terbarukan, Pupuk Organik, dan Madu Fungsional

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sawit yang dapat dijadikan sebagai bahan baku berbagai macam produk. Seperti produk pangan, obat-obatan, kosmetik, dan sumber energi. Namun industri dari tanaman bernama latin elaeis guineensis ini menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang dapat mencemari lingkungan.

Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Prof. M. Junus, limbah TKKS merupakan limbah organik yang berpotensi untuk diolah menjadi bahan baku pembuatan biogas. Disamping itu instalasi biogas menghasilkan lumpur organik dengan mengandung unsur hara yang bermanfaat untuk pembuatan pupuk pertanian maupun perkebunan.

“Pengolahan TKKS dari limbah menjadi sumber energi dan pupuk organik dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekaligus mensejahterakan petani dan peternak.” jelas Junus

Pasalnya Junus dan tim dosen UB menemukan permasalahan melimpahnya limbah sludge dan TKKS di Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Bangsa, Deli Serdang, Sumatera Utara yang belum termanfaatkan. Disisi lain kebutuhan petani disana akan pupuk begitu tinggi akan tetapi harga pupuk yang tersedia di KSU Karya Bangsa relatif mahal. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan menipisnya unsur hara dalam tanah, sehingga hasil pertanian yang diperoleh semakin menurun.

Oleh karenanya tim yang diketuai Junus dengan beranggotakan Prof. Lilik Eka Radiati (F.Peternakan), Dr. Sri Minarti (F.Peternakan), Ir. Bambang Poerwadi, MS (F. Teknik), dan A.S. Dwi Saptati Nur Hidayati, ST., MT (F.Teknik) membuat solusi mengatasi permasalahan tersebut. Caranya melakukan pendampingan dan sosialisasi pembuatan dan pemurnian biogas, pengembangan teknologi pupuk cair organik NPK, pengeringan polen dari hasil gas biogas berupa serbuk polen, serta pengolahan pakan ternak dari kelapa sawit dan limbah sawit.

Kegiatan pembuatan unit gas bio dilakukan oleh Junus dan Bambang Poerwadi pada 11 – 26 November 2021. Adapun rangkaian pembuatan unit gas bio, antara lain: (1.) Penentuan lokasi gas bio; (2.) Pendesainan unit gas bio; (3.) Pembuatan unit gas bio; (4.) Pembuatan gas bio; (5.) Uji kebocoran unit gas bio; (6.) Uji tekanan dan laju alir unit gas bio; (7.) Uji nyala api gas bio; (8.) Uji analisis kandugan gas bio.

Sedangkan pembuatan pupuk organik NPK dilakukan oleh A.S. Dwi Saptati pada 3 – 30 November 2021. Kemudian uji coba limbah pengolahan kelapa sawit untuk pakan kelinci dilakukan oleh Sri Minarti, 1 – 11 Desember 2021, dilanjutkan pengabdian kepada masyarakat dan sosialisasi hasil kegiatan mengenai teknologi pakan ternak dari limbah unit gas bio (LUGB), 13 – 14 Desember 2021, ke-tiga yaitu Deliserdang, Serdang Bedagai, dan Stabat daerah. Sementara itu pembuatan madu fungsional dilakukan oleh Lilik Eka Radiati, 12 – 21 November 2021. (dta)