Fapet Journal

Portal the most complete Animal Science Journals produced by Lecturers in the Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

Tracer Study

The results of the tracer study to improve the quality of the internal and external fapet UB. We absolutely guarantee the confidentiality of the information provided.

Download Form

Collection of Faculty of Animal Husbandry Forms.

Penerbit

Penerbit Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Admin SIMITA

Information System for Specialization and Final Project.

Complaint

Complaints that are submitted will be conveyed to related work units through the leadership of Universitas Brawijaya. All complaints will be managed by PIDK (Information, Documentation and Complaints Center).

Repository

A collection of journal manuscripts for undergraduate students of Faculty of Animal Science, Brawijaya University.

PKKMABA

Information Portal for Introduction to Campus Life.

Fapet UB Slides

PowerPoint templatesto boost your presentations

Kuesioner Tracer Study Bagi Stakeholders

Survey ini digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja lulusan serta wujud nyata untuk meningkatkan mutu lulusan.

Laporan Tracer Study

Tracer Study laporan dari tahun 2016, 2017 dan 2018

Informasi Seminar Hasil

Informasi Seminar Hasil terbaru mahasiswa program Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Dosen Fapet UB Terapkan IB dengan Semen Sexing untuk Dapatkan Jenis Kelamin Anak Sapi Sesuai Harapan

Dosen Fapet UB Terapkan IB dengan Semen Sexing untuk Dapatkan Jenis Kelamin Anak Sapi Sesuai Harapan

Kamis, 14 Oktober 2021
Oleh : Humas FapetUB

Kawin suntik atau dalam istilah medis disebut inseminasi buatan (IB) ialah upaya meningkatkan jumlah sperma (semen) yang dapat mencapai saluran indung telur, sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Metode ini juga diterapkan pada hewan ternak yang bertujuan menghasilkan keturunan dengan mutu genetik yang lebih unggul.

IB yang dilakukan pada ternak menggunakan dua metode, yakni IB dengan semen sexing dan IB dengan semen non sexing. Teknik sexing ialah memisahkan spermatozoa X dan Y, maka dapat menghasilkan anak sesuai jenis kelamin yang diinginkan. Sedangkan non sexing, sebelum proses IB spermatozoa diberi pengencer lalu disimpan beku, anak yang didapat berpeluang 50:50 antara jantan dan betina.

Menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Aulia Puspita Anugra Yekti, S.Pt, M.P, M.Sc, keunggulan penggunaan semen sexing untuk IB sapi pedaging dapat meningkatkan peluang lahirnya anak berjenis kelamin jantan. Sehingga mampu meningkatkan pendapatan peternak karena harga jual sapi jantan lebih mahal dibandingkan sapi betina.

Dia bersama dosen Fapet UB yang tergabung dalam laboratorium reproduksi ternak dan Riset Grup –Red Meat Producers (RG-RMP) melakukan kegiatan penyuluhan kepada kelompok ternak Widji Kamulyan di Desa Senggreng Kabupaten Malang, Jumat (8/10/2021). Tim yang terdiri dari Prof. Trinil Susilawati, Prof. Nurul Isnaini, Prof. Sri Wahjuningsih, Prof. M. N. Ihsan, dan Dr. Nanang Febrianto menyampaikan tentang teknologi IB semen sexing dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB.

“Implementasi IB semen sexing sudah pernah dilakukan di wilayah Kabupaten Tuban dan menghasilkan persentase kebuntingan yang tinggi. Sehingga kami berharap teknologi ini dapat diadopsi untuk peternak di Desa Senggreng Kabupaten Malang.” ujar Aulia yang menjadi ketua dalam program pengabdian ini

Sementara itu Prof. Nurul Isnaini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB, antara lain kualitas semen beku, fisiologis sapi betina, pengetahuan peternak dalam mendeteksi tanda-tanda birahi pada ternak serta kemampuan inseminator (petugas IB).

Sedangkan keberhasilan IB seperti yang disampaikan oleh Prof. Sri Wahjuningsih tergantung pada kemampuan peternak mengelola reproduksi secara maksimal. Caranya dengan memberikan pakan sesuai kebutuhan induk, mengelola lingkungan kandang dan sanitasi, serta mencegah terjadinya penyakit.

Dalam kesempatan tersebut Prof. Trinil Susilawati mensosialisasikan Gerakan Kembali ke sapi putih atau sapi Peranakan Ongole (PO). Tujuannya untuk meningkatkan keberhasilan IB, sebab sapi lokal memiliki kelebihan dalam ketahanan terhadap parasite, kondisi lingkungan dan mempunyai performa reproduksi yang baik.

“Semoga melalui kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB yang sangat penting untuk diterapkan. Sehingga nantinya peternak dapat mengurangi kesalahan dalam proses IB. Serta bersama-sama mengembalikan sapi lokal sebagai sapi yang diunggulkan sebagai indukan.” pungkas Aulia (APAY/dta)

 

 

 

Posted in Berita