Kedatangan bulan suci Ramadan sangat dinanti-nantikan oleh umat muslim karena keutamaannya. Seperti bulan pengampunan dosa dan penuh pahala, bulan dikabulkannya doa, dibukanya pintu surga, pintu neraka ditutup, setan dibelenggu, serta adanya malam lailatul qodar. Oleh karenanya umat muslim berlomba-lomba berbuat kebikan dan meningkatkan aktivitas kerohanian.
Begitu pula masjid Al A’raaf Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) yang mengadakan kuliah tujuh menit (kultum) ba’da shalat dzuhur. Pada hari ke-9 Ramadan kali ini, Rabu (21/4/2021), Wakil Dekan I, Prof. Dr. M. Halim Natsir, S.Pt.,MP.,IPM.,ASEAN Eng berkesempatan memberikan tauziah.
Beliau menjabarkan tentang fase pertama yakni 10 hari pertama Ramadan dimana rahmat Allah diturunkan. Sehingga saat menjalankan ibadah akan terasa berbeda lebih ringan dan mudah dibandingkan hari-hari biasa. Selanjutnya fase kedua yang disebut maghfiroh (ampunan) kepada Allah untuk dosa selama 11 bulan sebelumnya. Maka sepatutnya meningkatkan keimanan kepada Allah dengan memperbanyak ibadah-ibadah sunah di bulan Ramadan.
Kemudian fase pembebasan dari api neraka pada 10 hari akhir Ramadan. Fase pamungkas ini, hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadan.
Halim juga mengingatkan akan kematian yang pasti akan dialami oleh seluruh makhluk bernyawa, serta alam kubur yang merefleksikan amalan ibadah semasa hidup.
“Tanah kubur adalah tempat yang paling sempit maka luaskan dengan silaturahmi, saling meminta maaf dan memaafkan. Tanah kubur adalah tempat yang paling sepi dan gelap maka bacalah Al Quran untuk menerangi dan menemanimu kelak. Tanah kubur adalah tempat berkumpulnya hewan-hewan liar yang menjijikan maka bersedekahlah untk membunuh dan menjauhi mereka.” jelasnya (dta)