Tim peneliti Fakultas Peternakan (Fapet) UB yang terdiri dari dosen serta mahasiswa program sarjana (S1) dan program doktor (S3) melakukan desiminasi hasil penelitian aplikasi sexing, Jumat (17/11/2017). Kelompok Dosen yang tergabung dalam Pusat Kajian Ternak Pedaging (ternak potong) ini terdiri dari Prof. Trinil Susilawati, Dr. Kuswati, Aulia Puspita Anugra Yekti, M.Sc, Asri Nurul Huda, M.Sc, Wike andre Suwito, MP, dan Awang Tri Satria, ME.
Desiminasi dilakukan di Balai Desa Kelurahan Leran Kulon, Kecamatan Palang – Kabupaten Tuban. Penelitian tersebut merupakan kerjasama antara Fapet UB dengan Bank Indonesia yang telah terjalin sejak tahun 2009 dalam rangka penguatan klaster sapi potong di Bojonegoro dan Tuban.
Kegiatan diawali dengan pemeriksaan kebuntingan (PKB) dan pengamatan ovarium menggunakan USG. Trinil mengatakan melalui penelitian tersebut keberhasilan kebuntingan mencapai 60%. Target tahun ini adalah menunjang UBSUS SIWAB (Sapi/Kerbau Induk Wajib Bunting) dengan menghasilkan pedet (anak sapi) berjenis kelamin jantan. Mengingat Kabupaten Tuban merupakan daerah sumber bibit dan penggemukan sapi potong.
Ia menambahkan salah satu faktor kegagalan kebuntingan disebabkan oleh hipofungsi ovary dan repeat breeder, yaitu kurangnya energi dan protein pada pakan yang diberikan. Berdasarkan pengamatan sapi yang dimiliki peternak sebagian besar masih kategori kurus dan merupakan persilangan dengan limosin atau simental.
Oleh sebab itu melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat mampu mengembalikan darah Peranakan Ongole (PO) dengan melakukan Inseminasi Buatan (IB). Serta menanam hijauan berupa rumput dan leguminose sebagai sumber protein guna menunjang keberhasilan kebuntingan.
Pada kegiatan tersebut tim penelitian juga memberikan penyuluhan mengenai penguatan pakan kepada kelompok Usaha Bersama Barokah Alam. Pasalnya kelompok ternak ini telah diberi bantuan mesin pengolah pakan oleh Bank Indonesia Surabaya.
“Dengan kemandirian pembuatan pakan diharapkan masyarat dapat meningkatkan produktifitas dalam proses pengembang biakan dan penggemukan sapi di daerah tersebut.” Pungkas Trinil. (Nien/dta)
Berita Lainnya







