
Dosen Universitas Brawijaya (UB) melakukan kolaborasi pengabdian masyarakat melalui kegiatan Doktor Mengabdi (DM). Tim terdiri dari Dr.Ir. Kuswati,MS.,IPM.,ASEAN Eng (Fakultas Peternakan), Dr.Ir. Hermanto, M.P., (Fakultas Peternakan), Rizki Prafitri, S.Pt.,M.A.,Ph.D (Fakultas Peternakan), Onni Meirezaldi, S.Sos.,M.M. (Fakultas Ilmu Administrasi), dan drh. Herlina Pratiwi, M.Si (Fakultas Kedokteran Hewan).
Mereka memberikan penyuluhan kepada kelompok ternak Giri Jaya yang berada di Bantur, Kabupaten Malang, Sabtu (31/7/2022). Tentang pembuatan pakan silase dan konsentrat, serta penerapan biosekuriti. Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh anggota kelompok Giri Jaya dan Petugas Penyuluh Lapang dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang.
“Silase ialah hijauan pakan ternak yang telah diawetkan, sehingga dapat menjadi pakan cadangan ketika musim kemarau. Pasalnya pada musim itu persediaan hijauan segar terbatas dan melimpah saat musim hujan. Disamping itu metode silase dapat membantu peternak agar tidak perlu mencari rumput setiap hari.” jelas Dr. Kuswati
Proses pembuatan silase ialah melayukan rumput segar kemudian dicacah menjadi potongan lebih kecil agar mendukung proses fermentasi dan memudahkan dikonsumsi ternak. Sehingga diperlukan mesin chopper untuk mempermudah pencacahan rumput dan hijauan. Pada kesempatan itu tim DM juga menghibahkan mesin chopper kepada kelompok ternak Giri Jaya.

Sementara itu pelatihan dan keterampilan pembuatan pakan konsetrat dilakukan dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang banyak tersedia di lokasi. Penggunaan bahan lokal dapat menurunkan biaya pakan yang digunakan oleh peternak, sehingga usaha peternakan akan lebih efisien dan pendapatan peternakan dapat meningkat.
Disamping itu untuk mencegah penyebaran penyakit kuku dan mulut (PMK) yang belakangan menyerang ternak ruminasia, tim memberikan pemaparan biosekuriti, meski ternak pada kelompok Giri Jaya belum ada yang terpapar.

Prosedur yang perlu dilakukan antara lain penyemprotan disinfektan, mencuci tangan dan pencelupan alas kaki bagi peternak sebelum memasuki kandang atau mendekati ternak, serta penyemprotan disinfektan di sekitar kandang setelah dibersihkan. Disamping itu peralatan yang digunakan dalam pemeliharaaan juga dibersihkan secara rutin dan disemprot dengan disinfektan secara berkala.
“Cara ini dapat menghindari penyebaran virus PMK, khususnya pada ternak sehat.” ujar Dr. Kuswati
“Namun pada ternak yang sudah terjangkit PMK, disarankan untuk memberi vitamin dan pakan yang dapat dengan mudah dicerna seperti bubur sapi. Agar mempercepat pemulihan dan ternak bisa kembali berjalan.” ujarnya (tim/dta)
Berita Lainnya



