Setiasih, S.Pt.,MP, staf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Karangploso, Malang, memperoleh gelar doktor di Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (PPS Fapet UB). Gelar doktor ia dapatkan setelah menempuh ujian disertasi terbuka, Jumat (26/01/2017).
Bertempat di ruang sidang lt.6 Gd. V Fapet, ujian tersebut mengundang Prof. M. Nur Ihsan selaku ketua PPS Program Doktor serta Prof. Siti Chuzaemi dan Dr. Herni Sudarwati sebagai dosen penguji. Dibawah asuhan promotor Prof. Hendarawan Soetanto, Dr. Sri Wahyuningsih, dan Dr. Sri Winarsih, ia mengangkat penelitian berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera, Lam) pada Pakan Terhadap Perkembangan Organ Reproduksi, Mekanisme Hormone, dan Kinerja Reproduksi Ternak.”
Menurut Setiasih ada beberapa tujuan penelitian, antara lain mendapatkan ekstrak daun kelor sebagai bahan feed additive yang dapat meningkatkan kinerja reproduksi ternak dengan mengidentifikasi jenis senyawa fitoestrogen. Serta menguji pengaruh ekstrak daun kelor pada mekanisme hormone, perkembangan organ reproduksi, penampilan reproduksi, dan histologi ginjal dan hepar.
Daun kelor (Moringa Oleifera, Lam) merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak khasiat untuk reproduksi ternak. Hal ini disebabkan tingginya kandungan nutrient dan senyawa metabolit, seperti fitoestrogen yang berupa isoflavon dan fitosterol.
Pada penelitian tersebut daun kelor diekstrak menggunakan pelarut yang berbeda hingga didapatkan tiga jenis ekstrak yaitu ekstrak etanol kasar (EKE), ekstrak fraksi hekhan (EFH), ekstrak fraksi etanol (EFE). Kemudian ketiga ekstrak diidentifikasi kandungan senyawa isoflavon dan fitosterol dengan menggunakan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS) secara kualitatif.
Lalu dilakukan pengujian secara bilogis kepada ternak kelinci dengan menambahkan ektrak daun kelor ke dalam pakan (pellet). Sampel penelitian menggunakan 28 ekor ternak kelinci betina peranakan New Zealand White. Pemberian pakan diberikan sebelum ternak dikawinkan dan setelah ternak melahirkan sampai 21 hari masa laktasi.
Hasil uji biologis pemberian tiga macam ekstrak daun kelor yang diberikan melalui pellet dengan dosis yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan tersebut berpengaruh nyata pada kadar total kolesterol, dan kadar FSH pada dua jam setelah kawin. Sedangkan pada kadar estradiol terlihat perubahannya menjelang dua hari sebelum kawin dan saat laktasi.
Tingginya kadar estradiol sebelum kawin diduga menyebabkan peningkatan kesiapan kawin dan angka kebuntingan. Sementara peningkatan estradiol saat laktasi berpengaruh pada peningkatan produksi susu.
Perlakuan pemberian ekstrak daun kelor yang diberikan melalui pellet tidak menunjuk perbedaan nyata pada litter size, litter weight, berat lahir anak, dan lama kebuntingan. Namun berpengaruh nyata terhadap produksi susu induk melalui peningkatan jumlah sel ephitel sehingga mengakibatkan adanya peningkatan pada total berat sapih dan PBBH anak serta penurunan mortalitas anak.
Kesimpulan yang dapat ditarik ialah ekstrak etanol kasar (EKE) daun kelor mengandung senyawa fitosterol dan isoflavon mempunyai efek galactagogue yang paling efektif, karena berpengaruh nyata pada level pemberian setara dengan 10% daun kelor dalam pellet. (dta)
Berita Lainnya







