Ternak ruminansia (sapi, kambing, dan domba) merupakan jenis ternak yang sering dibahas dan menjadi obyek dalam perkuliahan peternakan. Sebab pemeliharaan jenis ternak tersebut memberi kontribusi terhadap pendapatan petani peternak.
Sebagai instansi pendidikan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) menyediakan matakuliah Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia yang membahas dasar teori budaya, aspek-aspek praktis hingga perhitungan nilai ekonomis dari pemeliharaan. Dari sisi kurikulum mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan tersebut memiliki pengetahuan dasar tentang nutrisi dari aspek struktur dan fungsi alat pencernaan, metabolisme zat-zat nutrisi, serta teknik penyusunan ransum.
Namun mahasiswa seringkali mengalami kendala saat dihadapkan pada topik diskusi menyangkut aspek teknis dan aplikasi ilmu nutrisi ruminansia. Salah satu faktor penyebabnya adalah mereka kurang berinteraksi langsung dengan pelaku utama bidang nutrisi baik produsen maupun konsumen pakan ternak.
Oleh sebab itu Fapet UB menerapkan program pembelajaran three in one, yakni melibatkan tiga unsur pengajar yang terdiri dari dosen ahli dari luar negeri, praktisi pakar dari perusahaan serta dosen intern dari Fapet UB. Tujuannya memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, yakni Senin-Rabu (11-13/02/2019) ini mengundang Prof. Emiratus Dennis Poppi, dosen dari Queensland University, Australia. Pada kesempatan tersebut beliau akan membagikan ilmunya kepada mahasiswa Fapet UB baik program sarjana (S1) maupun program Magister (S2) serta dosen pengajar peminatan Nutrisi dan makanan Ternak (NMT).
Materi yang disampaikan kepada mahasiswa S2 adalah “intake regulation in beef and dairy cattle, protein deficient forages, indigestible NDF, minimal total discomfort theory.” Sedangkan untuk mahasiswa S1 adalah “basic animal nutrition of dairy and beef cattle” dan “microbial protein production in the rumen”. Sementara itu bagi staf pengajar minat NMT ia menyampaikan materi tentang “Establishing international networking or academic activity”. (dta)
Berita Lainnya







