

Saat ini keju Mozarella digandrungi masyarakat, sebab memiliki tekstur yang lembut, halus, dan elastis. Sehingga ketika diaplikasikan pada beberapa produk pangan menjadi topping, filling, hingga digoreng dapat menambah kelezatan dengan cita rasa yang khas.
Budaya konsumtif masyarakat dan pergeseran trend kuliner membuka peluang pasar produk keju sangat besar dan menjanjikan di Indonesia. Disamping itu persaingan industri pengolahan keju belum begitu ketat.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Herly Evanuarini (Dosen minat Teknologi Hasi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya) dalam acara Webinar Seri Pengolahan Keju Mozarella, Kamis (18/06/ 2020).
“Untuk membangun industri keju mozzarella diperlukan suatu strategi dengan memperhatikan design skala industry, fasilitas pengolahan, implementasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan, aspek hygienic control system, personal hygiene SDM, labeling, packaging, strategi marketing pemasaran dan membuat business plan.” jelas Dosen yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Sarjana Fapet UB
Selain Dr. Herly, turut hadir pula staf pengajar dari minat THT lainnya, Prof. Lilik Eka Radiati dan Dr. Purwadi sebagai pemateri pada acara yang diikuti lebih dari 800 peserta itu. Pakar teknologi hasil ternak, Prof. Lilik Eka menyampaikan bahwa proses pengolahan susu bertujuan untuk menambah masa daya simpan dan meningkatkan nilai jual.
Selanjutnya Dr. Purwadi yang memiliki rumah industri keju Mozarella brand ‘Brady’ (Brawijaya Dairy Industri), menjelaskan langkah-langkah tahapan pembuatan keju mozzarella dengan didukung pemutaran video pengolahan keju mozzarella skala industri dan rumah tangga.
Pengolahan keju dilakukan menggunakan gabungan metode konvensional dengan bakteri starter dan pengasaman langsung (Direct acidifier). Pengasaman langsung akan membentuk aroma yang lebih baik. Akan tetapi agar menghasilkan keju yang baik susu yang digunakan harus berkualitas. (dta)
Berita Lainnya







