

Memakai toga, menenteng ijazah, berdandan istimewa, berjabat tangan dengan Rektor, memasuki Gedung Samantha didampingi keluarga dan sahabat adalah impian calon wisudawan sejak menjadi mahasiswa baru. Berangan-angan untuk membawa kenangan cerita betapa bahagia dan bangganya pada hari itu kepada anak cucu kelak.
Namun harapan itu pupus oleh pandemi virus Covid-19 seperti sekarang. Sebab pelaksanaan wisuda seperti yang telah dikhayalkan untuk sementara waktu tidak lagi diselenggarakan entah sampai kapan.
Universitas Brawijaya (UB) mencari jalan mewujudkan mimpi-mimpi tersebut meski lewat dunia maya. Pasalnya mulai Sabtu (24/10/ 2020) wisuda lulusan program Vokasi, Sarjana, Profesi, dan Pascasarjana digelar secara online (daring). Kegiatan daring perdana itu mengikuti aturan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran.
Meskipun daring ada satu orang perwakilan dari setiap fakultas yang dibolehkan mengikuti prosesi wisuda secara langsung. Pemilihan perwakilan ditentukan oleh panitia, lalu bagi yang lain mengikuti secara daring dari tempat masing-masing.
Suasana hening, tidak ada tim Paduan Suara, tidak ada sorak ramai orang tua atau wali, dan tidak nampak undangan-undangan lain. Dekan memberikan Ijazah kepada perwakilan wisudawan, sedangkan nama-nama wisudawan lainnya dipanggil satu-per satu oleh pembawa acara seraya menampilkan foto yang bersangkutan di layar LED.
Proses wisuda pun berlangsung dengan cepat karena tidak ada antrian bersalaman dengan Rektor dan Dekan. Meskipun lewat daring namun tidak mengurangi kekhikmatan dan makna dari arti wisuda.
Wisuda berarti upacara pengukuhan bagi mahasiswa yang telah merampungkan masa studi. Menghapus status mahasiswa menjadi alumni dan mengesahkan atas gelar Ahli Madya, Sarjana, Master, maupun Doktor yang diraih.
Walau sebelumnya muncul kontroversi pelaksanaan wisuda daring di UB, namun pelaksanaan kali ini disambut antusias oleh calon-calon wisudawan. Bagi sebagian beranggapan bahwa ini adalah pengalaman yang unik belum semua orang beruntung mendapatkannya. Selain itu juga lebih efisien secara waktu dan ekonomi.
“Setidaknya ini merupakan kenangan yang sangat indah bagi para wisudawan. Seumur hidup mengikuti wisuda secara daring yang kita tidak mengetahui apakah tahun depan masih menggunakan cara seperti ini.” jelas Prof. Suyadi selaku Dekan Fapet UB
Lanjutnya ia mengharapkan agar kegiatan ini memberikan berkah bagi semuanya. Khususnya untuk para wisudawan semoga ilmu yang telah diperolah memberikan manfaat kehidupan, membawa kebahagiaan, dan kejayaan. (suyadi/dta)
Berita Lainnya







