Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) berkolaborasi menciptakan S2-TSC. Yakni alat penyerap bau menggunakan sensor bau dan karbon aktif sebagai upaya mengurangi amonia pada kandang kelinci. Alat tersebut diciptakan oleh Ika Widiyawati (Fapet), Gusti Ayu Putu Marleni(Fapet), Justian Ahmad(Fapet), dan M. Jaelani N F Alchotri(FT).
Sistematika kerja S2-TSC yaitu sensor ammonia akan mendeteksi ammonia yang ada pada kandang, apabila kondisi udara kandang banyak terdapat amonia maka blower akan menyerapnya. Udara kotor tersebut mengumpul pada pipa S2-TSC, selanjutnya terjadi reaksi penyerapan amonia oleh karbon aktif dan esens jeruk. Setelah itu udara bersih yang terbebas amonia akan keluar dan kembali ke dalam kandang.
Menurut salah satu anggota kelompok Gusti Ayu, ide pembuatan alat ini berawal dari adanya permasalahan gas amonia pada kandang kelinci yang berasal dari feses dan urin. Hingga menyebabkan gangguan fisik maupun kesehatan pada ternak dan peternak kelinci, bahkan pada kadar tertentu dapat menyebabkan kematian pada kelinci. Sementara itu amonia memiliki sifat korosif yang menyebabkan kandang menjadi lebih cepat berkarat.
Hasil karya bimbingan dosen Fapet, Artharini Irsyammawati, S.Pt, MP ini akan melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2017 yang akan diselenggarakan di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar pada 23-28 Agustus 2017 mendatang. (dta)
Berita Lainnya







