

Pada penelitian bidang nutrisi ternak ditemukan beberapa komponen nutrisi yang menyebabkan penyakit hingga menurunkan produktivitas ternak. Di sisi lain terdapat perbedaan ukuran bobot dan kandungan nutrisi pada ternak, meskipun telah dilakukan pemberian pakan dengan jenis dan takaran yang sama.
Menurut Prof. Kusmartono selaku dosen pakar nutrisi pakan ternak ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), hal tersebut disebabkan oleh komponen nutrisi dalam pakan mempunyai efek langsung pada proses molekuler, yang dapat merubah ekspresi gen.
Namun perkembangan teknologi peternakan melahirkan teknik-teknik baru yang dapat dijadikan solusi untuk menjembatani celah antara nutrisi dan genetik. Salah satunya teknik yang mempelajari hubungan gen nutrisi atau interaksi antara genomik dan nutrisi.
Yakni nutrigenomik, topik yang masih baru bagi peneliti bidang ilmu nutrisi ternak ruminansia. Oleh karenanya minat Nutrisi dan Makanan Ternak Fapet UB mendatangkan pakar ahli dari Queensland University, Dr. Nicholas James Hudson.
Bertempat di ruang seminar lt.5 Gd.V, Dr. Nicholas memperkenalkan nutrigenomik yang dapat diaplikasikan dalam penelitian bidang nutrisi, Rabu (2/10/2019). Kegiatan yang disajikan untuk mahasiswa program pascasarjana dan dosen ini merupakan program 3 in 1. Yakni metode pembelajaran dalam satu mata kuliah tertentu yang diampu oleh tiga pengajar yang terdiri dari dosen internal Fapet UB, dosen dari Universitas Luar Negeri, dan praktisi peternakan.
Nicholas mengatakan nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara stimulasi nutrisi dan respon dari gen. Sehingga dapat diketahui pengaruh nutrisi pada metabolisme dan kepekaan genotype terhadap penyakit.
“Tujuan dari kegiatan perkuliahan ini adalah memberikan wawasan baru dan stimulasi bagi mahasiswa dan dosen untuk mempelajari nutrigenomik. Harapannya peneliti bidang nutrisi pakan ternak dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan nutrisi dan gen.” ungkap Prof. Kusmartono (dta)
Berita Lainnya







