

Desa Burno berada pada ketinggian di atas700 m dpl yang terletak di kaki Gunung Semeru, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Usaha peternakan kambing di wilayah tersebut belum dilakukan secara optimal sehingga performans reproduksi dan produktivitas ternak rendah. Akibatnya pendapatan masyarakat peternak pun belum bisa meningkat.
Padahal analisis di lapang menunjukkan bahwa sumber daya alam Desa Burno memiliki potensi dan prospek yang menjanjikan dibidang peternakan, pertanian, maupun perkebunan.
Mendalami studi kasus tersebut dosen Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari Dr. Sri Wahjuningsih (Fakultas Peternakan), drh. Herlina Pratiwi (Fakultas Kedokteran Hewan), dan Firman Jaya, MP (Fakultas Peternakan) melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada peternak.
Mereka tergabung dalam tim Doktor Mengabdi yang bertujuan diseminasi dan transfer teknologi dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ternak serta pendapatan peternak kambing di Desa Burno.
Dr. Sri Wahjuningsih selaku ketua tim memaparkan permasalahan yang dihadapi peternak antara lain manajemen reproduksi ternak kambing kurang diperhatikan, penanganan penyakit, pemilihan atau pengadaan induk dan pejantan kurang tepat, kualitas pangan, dan pengolahan hasil ternak.
Sebelumnya tim telah melakukan penelitian yangmana hasilnya dapat diimplementasikan pada peternakan kambing di Desa Bruno. Yakni berupa teknologi sinkronisasi birahi dan Inseminasi Buatan (IB) dengan memanfaatkan frozen semen menggunakan pengencer berbasis bahan nabati, serta pengolahan pasca panen yang profesional.
”Disamping memberikan penyuluhan tentang manajemen pemeliharaan kambing (good farming practice), kami juga memberikan pengetahuan tentang pembuatan susu pasteurisasi beserta teknik pemasaran produknya. Harapannya upaya ini dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan peternak, untuk meningkatkan produktifitas ternak dan pendapatan peternak.” pungkasnya (dta)
Berita Lainnya







