Cakar adalah bagian kaki ayam yang selama ini dianggap sebagai limbah yang bernilai fungsional dan ekonomis rendah. Namun dari segi kandungan, cakar ayam tersusun atas 30% kolagen yang memiliki nilai fungsional diantaranya menghentikan darah yang berlebihan (hemostasis), limbah yang dapat terurai (biodegradable), dan kemampuan merespon biologik (biokompatibilitas).
Sebagian besar cakar ayam dimanfaatkan untuk variasi olahan pangan, padahal potensi mikronutrisinya masih dapat dikembangkan sebagai komponen bioaktif. Pasalnya cakar ayam mengandung kolagen yang tersusun dari jaringan ikat, namun mempunyai tingkat kecernaan rendah saat dikonsumsi manusia. Sehingga pemanfaatan kolagen lebih banyak di bidang industri kosmetik dan farmasi.
Namun saat ini banyak dilakukan penelitian hidrolisis enzimatis kolagen untuk memproduksi peptide bioaktif yang dapat dimanfaatkan untuk bidang industri pangan fungsional. Peptide bioaktif merupakan senyawa turunan protein yang mempunyai manfaat kesehatan baik pencegahan maupun pengobatan. Manfaatnya sebagai antioksidan, anti kanker, anti mikroba sebagai senyawa opioid, mengikat mineral sebagai immunomodulator, menurunkan kolesterol, aktivitas anti diabetes, dan sebagai antihipertensi.
Atas dasar latar belakang tersebut Dekan Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan (Unisla), Edy Susanto, S.Pt.,M.P melakukan penelitian berjudul Kajian tentang Peptida Bioaktif dari Ceker Ayam sebagai Sumber Antioksidan. Penelitian dibawah asuhan komisi pembimbing Prof. Djalal Rosyidi (Fapet UB), Prof. Lilik Eka Radiati (Fapet UB), dan Prof. Subandi (FMIPA UM) ini sebagai syarat menempuh ujian disertasi untuk memperoleh gelar Doktor di Fakultas Peternakan UB.
Penelitian dilaksanakan selama satu tahun tiga minggu yakni terhitung mulai 3 Februari 2018 hingga 25 Februari 2018. Ia menggunakan cakar ayam yang berasal dari pemotongan ayam broiler produksi PT. Panca Patriot dari peternakan UPT Agri Science Technopark Universitas islam Lamongan kisaran umur 34-36 hari dan bobot badan 1,8-1,9 kg. Kemudian cakar ayam dilayukan selama delapan jam pada suhu 16 derajat celcius.
Usai melakukan penelitian eksploratif laboratorik yang sedemikian rupa diperoleh hasil variasi pH dan suhu berpengaruh nyata terhadap konsentrasi protein terlarut ekstrak protein cakar ayam. Sementara optimasi peptide bioaktif dari cakar ayam menghasilkan aktivitas antioksidan yang tinggi. (dta)
Berita Lainnya







