

Peternak ayam di Indonesia saat ini lebih mengarah menggunakan sistem kandang tertutup (closed house). Sebab closed house system dapat meningkatkan produktivitas ayam, lantaran dapat mengatur jumlah kepadatan ayam sehingga kondisi pertumbuhan bobot merata angka dan kematian rendah. Serta lebih mudah mengontrol bio security dan suhu ruang untuk meminimalisir stres pada ayam.
Namun pembangunan kandang tersebut diperlukan ketrampilan tinggi dan pengetahuan yang luas secara teknik disamping biaya investasinya yang besar. Alumni Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) Bagyo Suprapto, S.Pt, membagikan ilmu dan pengetahuannya tentang dasar perencanaan kandang closed house dalam program alumni mengabdi. Kegiatan itu dibalut melalui seminar online yang diselenggarakan, Kamis (30/07/2020).
Bagyo berkarir di PT. Big Dutchman Agriculture Indonesia yakni perusahaan yang membuat konsep dan merealisasikan pemasangan alat pemberi pakan dan perlengkapan kandang unggas secara modern. Menurutnya untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, dibutuhkan kandang dengan suhu dan kelembaban sesuai umur ayam, yangmana closed house menjadi solusi peternak.
“Dasar penentuan awal pembangunan kandang closed house terdiri dari sistem kandang, house dimension dan cross section area (CSA), sistem ventilasi, kapasitas kipas, negative pressure, jumlah kipas, dan jumlah cooling pad.” jelas Bagyo
Lanjutnya Bagyo memaparkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi, antara lain suhu dalam kandang, chill factor, kecepatan angin, kelembaban udara, dan panas tubuh ayam.
“Keberhasilan ternak ayam tidak hanya bergantung pada sistem kandang namun juga pemilihan bibit yang baik, formulasi pakan ternak, dan manajemen pemeliharaan ternak.” pungkasnya (dta)
Berita Lainnya







